GridOto.com- Meski berbagai alternatif transportasi mudik tersedia, penggunaan motor masih menjadi primadona.
Tengok saja, sepanjang jalur mudik banyak dijumpai pemudik dengan motor dan bawaaan yang melebihi kapasitas.
Motor masih digemari sebagai transportasi mudik karena faktor fleksibilitas mobilitas dan aksesibilitas yang mudah dengan biaya yang relatif murah.
Pengamat transportasi Universitas Katolik (Unika) Soegijapranata, Djoko Setijowarno mencatat, pemakaian motor pada mudik Lebaran 2018 telah berkurang.
(BACA JUGA: Mobil Rp 1,3 Miliar Ini Diberikan untuk Pemain Inggris Jika Juara Piala Dunia 2018)
Penyebabnya, antara lain karena program mudik gratis yang dilakukan baik oleh pemerintah maupun pihak swasta.
"Angka kecelakaan saat mudik bisa turun 32 persen. Program mudik gratis harus lebih kreatif dan pemerintah dapat menggandeng pengusaha angkutan umum reguler (organda) untuk mudik bersama," kata Djoko kepada GridOto.com.
"Pemudik motor harus tetap diupayakan dikurangi dengan menyiapkan lebih matang program mudik menggunakan kapal laut dan kapal penyeberangan," paparnya.
Untuk itu, dia menghimbau saat mudik ataupun balik, pengguna motor diupayakan tidak lama di perjalanan, cukup maksimum 5 jam.
(BACA JUGA: Update Klasemen MotoGP 2018: Marc Marquez Masih Kokoh, Valentino Rossi Kedua, Jorge Lorenzo Melesat)
Bahkan lanjut dia, kelebihan muatan baik barang dan orang masih terjadi pada mudik sepeda motor.
"Anak-anak harus dilarang mudik sepeda motor," ucapnya.
Dirinya menilai, Lebaran tahun ini kondisi layanan rest area yang makin membaik lengkap fasilitas dan lebih nyaman juga bisa membantu pemudik motor beristirahat.
Ia juga menghimbau agar mudik gratis tidak hanya diberikan untuk pemudik di Pulau Jawa, melainkan bisa Pulau Jawa ke Sumatera, Pulau Bali ke Pulau Jawa, Pulau Kalimantan ke Pulau Sulawesi atau di kawasan tertentu di wilayah yang memerlukan, misal Maluku, Kep. Riau, Maluku Utara.