Kasus Nissan Elgrand Tanpa Ban Cadangan: Seperti Apa Sih Nyetir Mobil dengan Ban RFT?

Trybowo Laksono - Kamis, 7 Juni 2018 | 17:02 WIB

BMW 520i dengan run flat tire (Trybowo Laksono - )

GridOto.com – Keunggulan mutlak ban run flat tire (RFT) dibanding ban biasa adalah kemampuannya untuk tetap berjalan wajar meski dalam keadaan kempes total

Kapabilitas ini bukannya tanpa konsekuensi.

Konstruksi yang lebih keras pada dinding dan adanya ring di tengah pelek yang menjadi ‘bantalan’ saat ban kempes total turut berpengaruh pada rasa berkendara mobil.

(BACA JUGA: Kasus Nissan Elgrand Tanpa Ban Cadangan. Kata Kemenhub Dengan Teknologi Kini Tak Perlu Lagi!)

Paling berimpak adalah dinding ban yang lebih keras.

Hampir semua lini produk BMW di Indonesia sudah menggunakan RFT, salah satunya BMW 520i yang pernah kami tes.

Karena lebih keras, potensi dinding yang tertekuk (defleksi) saat mobil bermanuver jadi lebih minim.


Respons kemudi pun menjadi lebih tajam saat mobil membelok di kecepatan tinggi.

RR Inne Aveline
Dinding ban RFT lebih keras dari ban biasa



Untuk menjaga kenyamanan di level optimal, insinyur pembuat mobil kerap melakukan set suspensi lebih empuk demi menyesuaikan karakter ban RFT ini.


Selain rasa berkendara ketika ban bertekanan angin normal, rasa berkendara ketika ban kempes total justru lebih istimewa.


Mobil tetap bisa berjalan dengan rasa normal kendati tak ada angin sama sekali.

Termasuk untuk bermanuver secara wajar, sesuatu yang tak mungkin bisa dirasakan oleh ban biasa saat kempes total.

Namun terdapat rekomendasi saat melaju dengan ban RFT di keadaan darurat ini, yaitu kecepatan tak lebih dari 80 km/jam dengan jarak tempuh tak lebih dari 80 km.

Ulasan tentang DFSK Glory 580: