Sulit Mana Kendarai Ducati atau Honda? Begini Penjelasan Casey Stoner

Rezki Alif Pambudi - Kamis, 7 Juni 2018 | 16:02 WIB

Casey Stoner (Rezki Alif Pambudi - )

GridOto.com - Casey Stoner adalah satu-satunya pembalap yang pernah juara MotoGP dengan tim pabrikan Italia, Ducati Corse, tepatnya di musim 2007.

Selain dengan Ducati, Casey Stoner juga jadi juara bersama tim pabrikan Honda pada tahun 2011.

motorcyclenews.com
Casey Stoner, juara dunia dua kali MotoGP

Menurut Stoner, dulu dia merasakan perbedaan yang besar ketika pindah dari Ducati ke Honda setelah 2010.

Dulu, Stoner merasakan getaran dahsyat dan sulitnya berada di atas motor Ducati, itu karena faktor mesin dan sasisnya.

(BACA JUGA:Delapan Kursi Masih Kosong, Ini Line-up Sementara Rider MotoGP 2019)

Tapi lama kelamaan tidak jadi masalah baginya, motornya cepat dan bisa kompetitif dengannya.

Setelah ke Repsol Honda di 2011, Stoner merasakan perbedaan jauh motor Honda.

Motor Honda jauh lebih lembut dan feeling-nya benar-benar berbeda.

Tapi itu dulu lho sob, sekarang beda lagi karena motor Ducati saat ini lebih bagus dan lebih mudah dikendarai.

(BACA JUGA:Sadis! Casey Stoner Keluarkan Statement yang Menohok Valentino Rossi Banget)

Ducati masih tetap lebih sulit, tapi ada beberapa keunggulan.

"Saat ini Ducati masih sedikit lebih sulit, tapi ada beberapa area yang lebih stabil dan bikin kamu lebih percaya diri," kata Casey Stoner, dikutip GridOto dari Crash.

"Bukan motor jelek untuk dikendarai, kau lihat saja Jack Miller yang baru datang ke sini, Dovi juga pernah mengendarai Honda dan Yamaha, tapi paling kompetitif malah saat di Ducati," ungkap Stoner.

Bagi Stoner, setiap motor punya kekuatan dan kelemahan sendiri.

(BACA JUGA:Ducati Ngamuk ke Marc Marquez, Nama Valentino Rossi Dibawa-bawa)

"Kamu hanya harus meminimalisir kelemahan dan harus memaksimalkan keunggulan motor, jadi Ducati agak berbeda, tapi benar-benar punya banyak keunggulan," tegas pembalap asal Australia ini.

Selain itu, daripada memikirkan motor yang menyesuaikan rider-nya, mendingan rider-nya yang beradaptasi dengan motornya.

"Sedikit lebih mudah menyesuaikan dirimu, jadi mending gaya balapmu harus berubah," tuntasnya.