GridOto.com – Pada mudik Lebaran tahun 2018 kali ini, rute Jakarta – Surabaya sudah bisa ditempuh lewat jalan tol.
Artinya kamu akan sering menemui jalanan lurus dan panjang di antara dua kota tersebut, seperti salah satunya Tol Cipali.
Keuntungannya sudah pasti akan mempersingkat waktu tempuh dan bisa mengurangi kemacetan di sekitar jalur Pantura.
Meski begitu, lewat jalan tol yang panjang dan didominasi dengan jalan yang lurus perlu kehati-hatian.
(BACA JUGA: Ini Alasan Suara Klakson di Tiap Kendaraan Berbeda)
Bahkan jalan tol seperti itu juga dipercaya lebih bahaya daripada jalanan berkelok di pegunungan sob.
Waduh, kok bisa ya?
Menurut Marcell Kurniawan, Training Director The Real Driving Center, jalur berkelok membuat otak pengemudi tetap aktif dan dapat menjaga pengemudi untuk tetap fokus.
“Sementara jalan yang lurus dan panjang, dapat menyebabkan "highway hipnosis" dimana pengemudi bisa masuk ke fase "trance" (ngeblank) saat mengemudi,” katanya saat dihubungi GridOto.com, Selasa (5/6/2018).
(BACA JUGA: Takut Nyasar Saat Mudik, Pakai Alat Ini Aja Sob)
“Yang lama kelamaan akan masuk ke fase micro sleep, ini sangat berbahaya mengingat saat di kecepatan 100 km/jam misalnya, per detik itu kita bergerak sejauh kurang lebih 28 meter,” lanjut Marcell.
Makanya beberapa jalan tol yang panjang dan lurus seperti Tol Cipali, dirasa lebih berbahaya dibandingkan dengan jalan berkelok di pegunungan.
“Di luar negeri banyak terowongan-terowongan lurus panjang yang menembus gunung, dibuat variatif dengan menggunakan lampu yang berbeda, ini bertujuan untuk menjaga driver tetap fokus,” katanya.
Tak hanya sekadar berteori, Marcell pun pernah mencicipi kesulitan saat melewati Tol Cipali.
“Untuk Cipali beberapa kali saya lewat situ pada malam hari, waktu itu lampu penerangan jalan tidak ada yang nyala, jadinya memang jadi agak sulit tetap fokus,” tuturnya.
“Ditambah lampu-lampu dari kendaraan lain yang menyilaukan, bisa menambah risiko di jalan,” tutup Marcell.