GridOto.com - Macet dan stres menjadi perpaduan yang sering dirasakan.
Efeknya berpengaruh pada kesehatan dalam jangka dekat maupun panjang.
Dilansir dari Kompas.com, Menurut psikolog Roslina Verauli, "stres, frustasi, dan juga selalu timbul rasa tertekan adalah efek kemacetan."
(BACA JUGA: Sedih! Anak Korban Bom Gereja Terus Merengek Mengajak Main di Mobil Jenazah)
"Bagaimana tidak, seharusnya hanya 20 menit sampai tujuan, tetapi ini bisa sampai 1 jam lebih, bahkan 2 jam, situasi ini juga pastinya tidak dialami satu kali atau dua kali, tapi hampir setiap hari. Sedangkan tubuh kita tidak dirancang untuk bisa menahan stres dalam jangka waktu yang lama," lanjutnya.
Ternyata tiap individu memiliki respon yang berbeda.
Ada yang mengeluh, mengeluarkan teriakan-teriakan, dan ada pula yang menanggapinya dengan emosional.
Kemudian ada juga respon fisiologis (tubuh), seperti ada yang cuma kelelahan, pegal-pegal atau bahkan pingsan.
(BACA JUGA: Misteri Honda CR-V Terparkir Selama Satu Tahun di Rumah Sakit)
"Selain efek tersebut, ada juga efek hormonal, yakni badan akan mengalami sakit-sakitan. Namun yang pasti, respons setiap individu berbeda-beda karena memang secara profil klinis, ketahanan tubuh manusia tidak sama," ujar Vera.
Ketika sudah mengalami stres dan frustasi, ditambah kondisi lelah, maka berakibat negatif pada situasi hamonisasi lingkungan terdekat.
"Perlu diingat bahwa mereka (individu yang stres karena macet) terikat pada sebuah sistem, dan sistem paling kecil dari individu tersebut yaitu keluarga. Jadi jika salah satunya bermasalah, relasi intim akan terganggu," tutur Vera.
Efek lainnya yang timbul yaitu maki-memaki, berkelahi di jalan, saling meneriak, dan banyak hal buruk yang muncul.
"Itu normal, kita semua jadi agresif di jalan, karena agresif sendiri muncul dari kondisi stres yang berlebihan," ucap Vera.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Sering Kena Macet Berjam-jam, Waspadai Efek Hormonal".