GridOto.com-Alternatif untuk menaikkan angka oktan pada bahan bakar bensin adalah mencampurkan octane booster ke dalam tangki bahan bakar.
"Bisa saja oktannya naik, asalkan takarannya pas," jelas Usman Adie, Technical Manager Slalom Toyota Team Indonesia saat ditemui oleh GridOto.com.
Ini karena setiap bahan bakar dibuat oleh produsennya dengan formula atau resep masing-masing.
Resep bahan bakar ini mesti klop dengan resep zat aditif atau oktan booster.
Angka kenaikan oktan ini umumnya dicantumkan oleh beberapa produsen octane booster pada label kemasan.
(BACA JUGA: Jangan Asal Semprot, Begini Trik Mencuci Mobil Dengan Air Bertekanan)
"Produk STP Octane booster dapat menaikan jumlah oktan sekitar 10 poin, atau setara dengan 1 angka oktan," terang Stanley Tjhie, Business Development Manager PT Laris Chandra.
Menurut Stanley, semakin rendah jumlah oktan pada BBM, maka semakin mudah octane booster menaikan jumlah angka oktan.
"Sebaliknya, jika BBM yang sudah memiliki angka oktan tinggi, jika dicampur dengan octane booster efeknya tidak akan terlalu signifikan karena BBM dinilai sudah memiliki hasil maksimal," lanjut Stanley.
Cara pemakaian octane booster harus sesuai dengan petunjuk penggunaan yang tertera pada kemasan.
Misalnya untuk produk STP octane booster, satu botol berukuran 155 ml dapat dicampurkan dengan 40-60 liter bensin.
(BACA JUGA: Begini Cara Membersihkan Head Unit Mobil)
Namun, jika kapasitas bensin di bawah 40 liter, misalnya Honda Brio, takaran penggunaan harus dikurangi menjadi 3/4 botol.
"Tidak boleh kurang atau lebih dari 40-60 liter bensin, jika ukuran tangki kurang dari 40 liter sebaiknya takaran dikurangi agar efeknya bekerja," jelas Stanley Tjhie, Business Development Manager PT Laris Chandra.
Menurut Stanley, umumnya orang membeli octane booster ketika harga BBM RON 92 atau Pertamax memiliki selisih yang cukup jauh dengan RON 90.
Jadi mereka menyiasati kenaikan harga ini dengan membeli BBM RON 90 yang dicampur dengan octane booster.
Contohnya ketika harga Pertalite (RON 90) Rp 7.600/liter (DKI Jakarta Maret 2018) untuk membeli 40 liter butuh Rp 304.000 ditambah octane booster Rp 50.000 jadi total biayanya Rp 354.000.
(BACA JUGA: GPS Tracker, Solusi Untuk Menemukan Mobil Yang Dicuri)
Sementara itu untuk membeli 40 liter Pertamax (RON 92) yang pada Maret 2018 di Jakarta harga per liternya Rp 7.600 membutuhkan biaya Rp 356.000.
Jadi membeli Pertalite plus octane booster masih lebih murah Rp 2.000 dibanding beli Pertamax.
Namun, hal ini akan berubah ketika harga Pertalite naik dan selisihnya dengan Pertamax sedikit.
Untuk membeli 40 liter Pertalite Rp 312.000 (DKI Jakarta per Mei 2018 Rp 7.800/liter) ditambah Rp 50.000 untuk octane booster, jadi totalnya Rp 362.000.
Sementara itu jika membeli Pertamax sebanyak 40 liter biaya yang harus dikeluarkan sebesar Rp 356.000 (DKI Jakarta per Mei 2018 Rp 8.900/liter).
Artinya membeli Pertalite ditambah octane booster itu menjadi lebih mahal Rp 6.000 dibanding membeli Pertamax saja.