GridOto.com-Engine brake atau pengereman dengan memanfaatkan tenaga mesin merupakan proses mengurangi laju mobil.
"Pada transmisi otomatis tidak dikenal engine brake, yang ada adalah memindahkan gigi secara manual untuk mendapatkan engine brake," buka Usman Adie, Technical Manager Slalom Toyota Team Indonesia.
Pasalnya, menurut Usman, pada mobil transmisi otomatis berlaku hukum yang berbeda dengan mobil transmisi manual.
Ketika melakukan proses kick down atau menginjak pedal gas secara dalam, maka transmisi otomatis akan menurunkan gigi dan menambah kecepatan.
Namun, ketika melakukan lepas gas, tidak seperti transmisi manual yang akan menurunkan putaran mesin, pada transmisi otomatis justru akan menaikan gigi, sehingga mobil tetap melaju pada putaran mesin yang tetap.
(BACA JUGA: Perbandingan Biaya Pertalite Plus Octane Booster Vs Pertamax)
Makanya, untuk mengurangi kecepatan pada mobil matik harus dilakukan dengan cara menginjak pedal rem dan dibantu dengan menurunkan posisi gigi transmisi untuk mendapatkan engine brake.
"Seiring menurunnya kecepatan mobil lakukan pemindahan gigi secara bertahap untuk membantu mengurangi laju mobil dan meringankan beban rem," lanjut Usman Adie.
Ini yang mesti diingat, lakukan pemindahan gigi secara bertahap.
Pasalnya, jika proses pemindahan gigi dilakukan tidak bertahap (misalnya langsung 2 posisi lebih rendah) atau di kecepatan masih tinggi, bisa mempercepat kerusakan pada transmisi otomatis.
"Memindahkan transmisi ke gigi rendah untuk mendapatkan engine brake pada mobil matik boleh saja dilakukan, namun harus dilakukan secara benar agar usia pakai transmisi otomatis tidak berkurang, terutama di bagian kopling" jelas Holil.
(BACA JUGA: Bedah Arti Dan Fungsi Lampu Indikator Di Honda CR-V Tahun 2008)
Menurut Holil, kopling rentan mengalami kerusakan karena saat engine brake, pompa oli transmisi tidak bekerja maksimal atau tidak bertekanan tinggi.
Di saat yang bersamaan kopling bekerja untuk memindahkan gigi ke posisi terendah secara mendadak tanpa suplai oli transmisi yang cukup.
Sehingga, hal yang terus menerus terjadi tersebut lama kelamaan menyebabkan kopling sering selip dan aus.