GridOto.com-Exhaust Gas Recirculation (EGR) telah hadir sejak awal 1970-an, tepatnya pada 1973.
Teknologi ini pertama kali diterapkan pada mobil-mobil lansiran General Motors.
Bermodalkan sebuah katup satu arah, sebagian sisa gas hasil pembakaran dialirkan kembali ke intake manifold.
Katup ini bekerja berdasarkan kevakuman di intake manifold.
Layaknya awal sebuah penemuan, tentu kesempurnaan jauh dari harapan.
Sistem ini memiliki banyak masalah, seperti katup yang terlalu terbuka lebar sehingga berdampak pada penurunan performa mesin.
(BACA JUGA: Mitos Pengisian BBM, Bensin Bisa Basi)
Tak heran bila banyak pemilik kendaraan yang menon-aktifkan peranti ini.
Dua tahun kemudian pengembangan dilakukan dengan membatasi jarak bukaan katup dan memperlambat kevakuman.
Dampaknya, mesin bekerja dalam batas tengah antara performa dengan emisi gas buang.
Setelah era komputer mewabah pada 1981, sistem EGR pun ikut disempurnakan.
Sistem sirkulasi gas buang itu kini dapat bekerja jauh lebih baik lantaran terbukaanya katup telah diatur secara elektronik berdasarkan informasi data dari beragam sensor di mesin.
Seperti suhu, putaran mesin dan kevakuman di intake manifold.