Gridoto.com Berlakunya tarif Jalan Tol Akses Priok per 1 April 2018, mengundang aneka komentar dari pemakai jalan tol sepanjang 11.4 km itu.
Fokusnya adalah mengenai tarif yang dirasa cukup mahal, integrasi dengan Jakarta Outer Ring Road(JORR) dan Tol dalam kota, serta kemacetan akibat dari transaksi di Gerbang Tol(GT)
(BACA JUGA: Jalan Tol Akses Priok Resmi Berbayar. Ini Dia Tarifnya..)
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, pada saat peresmian tol tersebut pernah menyatakan, bahwa tarif Jalan Tol Akses Tanjung Priok tidak akan terlalu besar karena bakal diintegrasikan dengan Tol JORR W1.
"Ini mau diintegrasikan dengan JORR, jadi saya kira tidak akan banyak berubah. Ini menggunakan sistem terbuka, bayarnya cuma sekali dan mudah-mudahan sangat minimal sekali," tutur Basuki kepada Gridoto.com akhir 2017 lalu.
Nyatanya tarif adalah Rp 15.000 untuk golongan I, Rp 22.000 untuk golongan II, Rp 30.000 untuk golongan III, Rp 37.500 untuk golongan IV, dan Rp 45.000 untuk golongan V.
"Ternyata mahal dan kaget juga bayar Rp 15 ribu," terang Salim, pengemudi Toyota Calya saat di GT Semper Baru.
Soal integrasi juga sulit diwujudkan. Seperti misalnya berkendara naik mobil golongan 1 dari JORR Cikunir mau ke Sunter, maka harus membayar di GT Semper Baru Rp 15.000 dan GT Kebon Bawang Rp 9.500.
Sementara jika dari Sunter -Cikunir, maka harus membayar di GT Kebon Bawang Rp 15.000 dan GT Rorotan Rp 9.500.
(BACA JUGA:Resmi Berbayar, Begini Harapan Pengendara Jalan Tol Akses Priok..)
Bukan hanya soal tarif, setiap gerbang tol juga mempunya potensi macet.
Seperti GT Kebon Bawang dan GT Rorotan, terkenal dengan kemacetannya. "Kalau lagi jam padat minimal 20 menit antri bayar," terang Hardi, pengendara Avanza.
Nah..