GridOto.com - Permasalahan Organisasi Angkutan Darat (Organda) DKI Jakarta kian rumit.
Organda curhat tentang banyaknya anggota yang mengalami kebangkrutan.
Organda menuding penyebabnya yakni menjamurnya angkutan berbasis aplikasi online.
Ketua Organda DKI Jakarta, Shafruhan Sinungan, mengungkapkan tidak hanya bangkrut, banyak perusahaan transportasi yang terpaksa mengurangi armada secara signifikan.
(BACA JUGA : Aliando Setuju Go-Jek, Grab Dan Sejenisnya Banting Setir Dari Perusahaan Aplikasi Jadi Transportasi)
"Sudah empat tahun berjalan industri transportasi di seluruh Indonesia hancur karena ketidaktegasan pemerintah menerapkan aturan," kata Shafruhan kepada kompas.com.
Shafruhan menilai bangkrutnya perusahaan transportasi tidak adil lantaran selama ini mereka taat dengan regulasi.
Justru untuk transportasi online yang bebas tanpa terikat aturan, malah masih bertahan sampai saat ini.
Perusahaan transportasi online dianggap seenaknya menentukan tarif tanpa ada campur tangan pemerintah.
(BACA JUGA : Pemerintah Siap Manjakan Perusahaan Transportasi Online, Nasib Pengemudinya Gimana?)
Kondisi ini yang membuat perusahaan transportasi konvensional harus menelan "pil pahit".
Menurut Shafruhan, pemerintah seharusnya lebih tegas dengan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 108 Tahun 2017.
Aturan ini dibuat agar persaingan antara transportasi konvensional dan online bisa lebih sehat.
Artikel ini sudah dipublikasikan di kompas.com dengan judul Organda Mengaku Banyak Anggotanya Bangkrut