GridOto.com - Ketika menguras minyak rem dan menggantinya dengan yang baru, banyak pengendara yang biasanya memakai spesifikasi DOT yang lebih tinggi dari standarnya.
Dengan alasan, agar rem jadi lebih pakem.
Sebagai informasi, biasanya spesifikasi DOT yang dianjurkan tertulis pada tutup master rem.
DOT adalah kependekan dari Department of Transportation, yang menunjukan angka ketahanan panas minyak rem.
Lalu bolehkah mengganti minyak rem dengan DOT yang lebih tinggi dari anjuran pabrikan, dan apakah rem jadi lebih pakem dengan penggunaan DOT yang lebih tinggi?
"Boleh saja, tapi harus diketahui mengganti DOT yang lebih tinggi tidak terlalu pengaruh pada tingkat kepakeman rem," buka Achmad Mujadi, mekanik Kawasaki Kawansakti, Bintaro saat ditemui GridOto.com (2/4).
(BACA JUGA: Polisi Obrak-abrik Balap Liar di Pamekasan, 40 Unit Motor Diamankan)
"Soalnya itu kan hanya berbeda pada titik didihnya saja, kalau sering hard braking sih memang perlu, jadi dia enggak cepat panas," tambah pria yang berdomisili di Cengkareng, Jakarta Barat ini.
"Kalau mau lebih pakem, ya harusnya ganti kaliper, slang rem, dan master remnya sekalian dengan yang lebih bagus," sambungnya.
Menurut Achmad, yang tidak boleh adalah menggunakan DOT yang lebih rendah dari standar.
"Kalau misalnya pakai DOT yang di bawah standar yang dianjurkan, rem malah bisa blong atau ngempos, soalnya titik didihnya jadi lebih rendah dari standar," katanya.
Sebagai informasi, DOT 3 memiliki titik didih 205 derajat Celcius, DOT 4 230 derajat Celcius, dan terakhir adalah DOT 5.1 yang memiliki titik didih sampai 270 derajat Celcius.