Selain Keberuntungan, Benarkah Ada Konspirasi di Kemenangan Sebastian Vettel di F1 Australia?

Rezki Alif Pambudi - Senin, 26 Maret 2018 | 17:49 WIB

Sebastian Vettel memenangkan GP F1 Australia (Rezki Alif Pambudi - )

GridOto.com - Grand Prix Australia (25/3) masih meninggalkan sebuah kontroversi besar di yang menarik untuk dibahas penggemar Formula 1 di seluruh dunia.

Out-nya dua pembalap HAAS (Kevin Magnussen dan Romain Grosjean) di lap ke-25 dan ke-26 terlihat cukup aneh.

Bagaimana bisa dua pit stop dialami dua pembalap dalam satu tim, dalam kisaran waktu satu menit.

Apalagi jika dihubungkan dengan fakta bahwa HAAS menggunakan mesin buatan Ferrari.

(BACA JUGA:Sedih Dipecundangi Sebastian Vettel di F1 Australia, Begini Curhat Lewis Hamilton)

Semua bisa jadi berhubungan deh sob.

Cukup aneh juga melihat Sebastian Vettel masuk pit dengan selisih waktu dan putaran cukup lama dengan sang rekan setim, Kimi Raikkonen.

Kimi Raikkonen masuk pit di lap ke-19, sedangkan Sebastian Vettel masuk pit di lap ke-25 setelah ada dua pembalap HAAS yang out dan membuat virtual safety car masuk dan memperlambat laju pembalap yang di trek.

Seolah Ferrari sudah tahu bahwa hal itu akan terjadi.

(BACA JUGA:Kemenangan Sebastian Vettel Kemarin Jadi Karma Buat Lewis Hamilton)

Lalu Sebastian Vettel baru masuk pit setelah virtual safety car masuk dan mengambil keuntungan dari hal itu.

Laju Hamilton di belakang safety car tentunya menguntungkan Sebastian Vettel yang masuk pit.

Terang saja, begitu kembali masuk ke trek, Sebastian Vettel masih di depan Hamilton.

Padahal sebelum insiden duo HAAS terjadi, Sebastian Vettel jauh tertinggal dari Hamilton.

(BACA JUGA:Kimi Raikkonen Merasa 'Dikhianati' dengan Kemenangan Sebastian Vettel di F1 Australia)

Dan lagi, beberapa hari sebelum balapan, ada beberapa sindiran dari sejumlah pembalap termasuk Fernando Alonso yang menganggap HAAS seperti kloningan Ferrari.

Makanya ada dugaan bahwa HAAS memang sengaja membantu Ferrari.

Mercedes tetap menaruh curiga dengan keanehan yang terjadi.

Namun, untuk sementara, Mercedes sepertinya tidak mau ikut menyebut bahwa ini konsipirasi.

(BACA JUGA:Kecolongan! Ada yang Aneh Nih di GP F1 Australia Kemarin, Apa Hayo?)

Alih-alih memanaskan situasi, bos tim Toto Wolff malah ikut bersedih dengan apa yang dialami tim HAAS.

"Aku memahami peraasaan HAAS, mereka sangat cepat, aku tak tahu apa yang terjadi, tapi pas terjadi itu benar-benar menyakitkan," kata Toto Wolff dilansir GridOto dari GPToday.

Niki Lauda juga masih belum berani menyebut itu adalah konspirasi.

"HAAS harus meneliti apa yang terjadi tapi aku tetap bersedih untuk mereka," kata legenda F1 yang sekarang jadi non-executive chairman tim Mercedes itu.

(BACA JUGA:Selain Strategi, Faktor Hoki Juga Bikin Sebastian Vettel Juara di GP F1 Australia!)

Di lain pihak, bos HAAS menampik jika dikatakan HAAS membantu Ferrari.

"Kami hanya tidak memasang roda dengan benar, sulit dipercaya terjadi di dua mobil, tapi memang terjadi, akhir pekan ini sangat sulit, kami punya masalah di Jumat tentang suku cadang dan tidak latihan cukup untuk pitstop," kata Gunther Steiner.

Banyak pihak mulai menduga-duga hal ini namun belum ada keputusan lebih dalam dari FIA dalam kasus ini.

Jika benar konspirasi, bakal ada berita besar yang mengguncang kembali dunia F1.

(BACA JUGA:Hasil GP F1 Australia: Sebastian Vettel Kalahkan Lewis Hamilton)

Sebelumnya di 2008 ada kasus besar 'crash gate' yang melibatkan tim Renault.

Saat itu pembalap Renault, Nelson Piquet Jr. diminta tim untuk menabrakkan diri demi kemenangan sang rekan, Fernando Alonso.

Kasusnya hampir sama, berhubungan dengan pit stop.