GridOto.com-ABS (Anti-lock Braking System) pertama kali dikembangkan pada industri pesawat terbang.
Untuk menghentikan laju pesawat saat mendarat tenaga turbin dikurangi dan dibantu sistem rem di setiap roda.
Agar pengereman sukses, traksi di setiap roda pesawat harus baik alias tidak boleh roda ada yang mengunci.
Soalnya, kalau ada yang mengunci atau hilang traksi, pesawat bisa melintir.
Setelah sukses dan terbukti efektif, ABS pun mulai diaplikasikan di industri otomotif.
(BACA JUGA: Ini Kenapa Anda Harus Kritis Sama Kaca Film Bonus Dari Dealer)
Rangkaian ABS di mobil umumnya terdiri dari beberapa komponen ini: komputer ABS, aktuator hidraulis, pemicu dan sensor kecepatan roda.
Skema kerja ABS menggabungkan fungsi elektrik, hidraulis, dan mekanik.
Mikrokomputer bertindak sebagai otak ABS akan menerima masukan dari masing-masing sensor kecepatan.
Saat terindikasi gejala ban mengunci atau ditandai dengan salah satu ban atau lebih deselerasi di atas toleransi, maka komputer memerintahkan aktuator hidraulis untuk mengontrol tekanan rem.
Aktuator akan menjalankan siklus aktif dan non-aktif sebanyak 15 kali per detik untuk mengurangi tekanan rem pada roda tersebut.
(BACA JUGA: Apa Perbedaan Antara Remapping Dengan Piggyback?)
Pada fase ini pengemudi akan merasakan denyut pada pedal rem tanda ABS bekerja.
Komputer juga akan memantau posisi pedal rem, mendeteksi dan mencegah kemungkinan roda mengunci sembari tetap menjaga performa pengereman.
Jika terjadi malfungsi, maka komputer juga akan menampilkan indikator ABS secara terus-menerus di panel indikator.
Sistem ini aktif di atas kecepatan 20 km/jam.