GridOto.com - Komunitas pecinta Peugeot memprotes aksi rock crawling yang dilakukan di Stadion Manahan, Solo, Jawa Tengah, pada acara pendeklarasian Solo sebagai kota otomotif, yang beberapa waktu lalu.
Pasalnya untuk mendemostrasikan rock crawling, yang sejatinya dilakukan di lintasan off-road berbatu, salah satu obyek yang dipakai sebagai pengganti batu untuk 'digilas' adalah bangkai Peugeot 504.
Komunitas Peugeot 504 menilai tindakan itu tidak mencerminkan semangat sebuah pendeklarasian, yang harusnya bersifat membangun, bukan merusak.
"Itu tidak mendidik, itu destruktif," ujar Kang Soe, koordinator Tim Media Center Peugeot 504, saat dihubungi GridOto.com.
"Cenderung hanya memperlihatkan kepongahan dan akan menyakiti komunitas dan klub tertentu," sambungnya.
Kang Soe juga menjelaskan bahwa pihaknya telah didukung oleh 170 klub mobil di seluruh Indonesia, untuk menolak acara yang mempertontonkan kegiatan 'merusak' mobil.
(BACA JUGA: Cafe Racer Ganas Pakai Mesin 4 Silinder, Tebak Motor Honda Apa?)
Sementara itu dari pihak panitia yang diwakili Presiden Indonesia 1, Heru S Notonegoro, menyatakan kegiatan itu sama sekali tak bermaksud mencederai pihak manapun.
Heru juga tak ingin membesarkan-besarkan masalah ini.
Karena bangkai mobil Peugeot itu dijual di pasar besi dan dijual bebas, sehigga tak ada larangan tertentu dalam penggunaannya.
"Artinya, kalau dengan tanggapan itu mereka masih berbeda persepsinya dengan kami, itu kami hargai sebagai sebuah perbedaan di alam demokrasi yang sama sekali tidak dilarang," ujar Heru.
Heru juga menyatakan bahwa pihaknya merasa belum perlu untuk menempuh upaya lanjutan.
"Tidak ada langkah-langkah yang perlu dilakukan untuk hal ini, karena menurut kami memang enggak ada apa-apa kok."
"Sebaliknya kalau teman-teman Peugeot 504 mau jalan ke Solo kita welcome kok," tutupnya.