GridOto.com - Tanda segitiga pengaman digunakan saat mobil mengalami keadaan darurat, seperti mogok.
Tujuannya memberi tahu pengguna jalan di belakang bahwa ada objek (mobil) yang sedang berhenti.
Namun, terkadang peletakan segitiga pengaman tidak pada posisi atau jarak yang sesuai.
“Waktu per detik itu sangat berharga bagi para pengguna jalan," kata Jusri Pulubuhu, pendiri dan instruktur Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC) kepada GridOto.com (16/3/2018).
"Misal pada kecepatan 60 km/jam, 1 detik saja mobil sudah menempuh 17 meter,” sambungnya.
(BACA JUGA: Inilah Definisi Kondisi Darurat untuk Bisa Berhenti di Bahu Jalan Tol)
Sehingga, kendaraan lain di belakang terlambat menyadari keberadaan mobil yang sedang berhenti.
“Jadi, kalau segitiga pengaman diletakkan terlalu dekat, semisal hanya 30 meter dari mobil, yang tersisa hanya 13 meter bagi pengguna jalan lain untuk menyadari,” ujar Jusri.
“Enggak bisa menghindar, dong, kalau mobil lain sedang melaju kencang seperti di tol,” lanjutnya.
Menurut Jusri, jarak aman meletakkan segitiga pengaman berbeda, tergantung kondisi jalan.
(BACA JUGA: Ternyata Ini Penyebab Banyaknya Pelaku Tabrak Lari di Jalan Raya!)
“Kalau di tol, idealnya 50 meter dari mobil. Sementara itu, di perkotaan idealnya 30 meter,” terang Jusri.
“Intinya, semakin cepat jalur (lokasi mobil mogok), semakin jauh peletakan segitiga pengamannya,” tutupnya.