GridOto.com - Sudah tahu fungsi busi kan?
Walaupun kecil, kalau rusak dijamin kendaraan enggak bakal nyala.
Fungsi utama dari busi adalah memantik api di dalam ruang pembakaran motor yang berada di silinder head.
Agar mesin bisa bekerja, campuran bensin dan udara bakal dibakar oleh busi.
(BACA JUGA: Busi dengan Kode R Bukan Busi Racing, Tapi Busi Motor Injeksi! Apa Bedanya dengan Busi Biasa?)
Khusus untuk motor-motor yang masih menggunakan karburator, untuk mengetahui sehat tidaknya mesin bisa dicek dulu dari hasil pembakarannya dengan patokan warna di elektroda busi.
Jika warna elektroda kecokelatan/merah bata, tandanya pembakaran optimal.
Jika warna elektroda menghitam pertanda campuran udara dan bensin tidak seimbang.
Lantas jika warna elektroda memutih tanda kalau campuran udara dan bensin lebih banyak udaranya.
Tapi ternyata, indikator ini tidak berlaku untuk motor berteknologi injeksi.
Dengan catatan mesin injeksi yang masih standar ya!
Pada sistem injeksi close loop, pembakaran selalu dijaga dalam kondisi sempurna.
“Karena pembakarannya sudah diatur oleh ECM, jika sensor O2 membaca hasil pembakaran terlalu kering maka ECM akan memerintahkan injektor untuk menyemprot lebih banyak, begitu pula sebaliknya," terang Endro Sutarno, Senior Training Instructor dari Astra Honda Training Center (AHTC) PT Astra Honda Motor (AHM).
(BACA JUGA: Jangan Dikira Mahal, Harga Busi Honda Rebel 500 Setara Bakso Semangkok!)
Selanjutnya pria ramah ini menjelaskan jika pada injeksi, ketika deselerasi hanya menyemburkan sedikit bensin.
“Ini yang membuat penggunaan bahan bakar pada motor injeksi lebih efisien dan wajar kalau warna busi cenderung lebih putih,” tambah Endro.
Oleh karenanya, untuk melihat hasil pembakaran motor injeksi tidak bisa dengan membaca warna busi.
Harus dengan AFR meter atau diagnostic tools, yah Sob!