GridOto.com - Bisa dirasakan kaum perempuan, pulang malam hari pakai angkutan umum belum berasa aman.
Jadi banyak kalangan cewek yang pulang malam hari, naik angkutan umum yang biayanya lebih mahal, taksi atau taksi online.
Padahal dengan peningkatan Amari atau Andini, memudahkan masyarakat Jakarta khususnya cewek lebih aman pulang malam.
Amari tak lain layanan 'angkutan malam hari' atau angkutan dinihari alias Andini.
Selama ini, warga Jakarta, terutama perempuan, masih dibayangi kekhawatiran saat ingin pulang pada malam atau dini hari karena alat transportasi yang minim dan risiko kejahatan yang tinggi.
Akibat kekhawatiran itu, mereka terpaksa menggunakan layanan angkutan yang berbiaya jauh lebih mahal.
(BACA JUGA: Nah, Sudah Diresmikan Menteri Loh Ya, Kalau Di 'Pritt' Bayar Pakai E-Tilang)
Belum ada data akurat jumlah masyarakat Jakarta yang membutuhkan angkutan malam hari.
Tetapi, menurut pemerhati transportasi dari Masyarakat Transportasi Indonesia, Aditya Dwilaksana, jumlahnya mencapai puluhan ribu orang.
Terkait Amari, ia bilang hal ini sudah menjadi pembicaraan cukup lama hingga akhirnya pada 2014 Transjakarta menyediakan layanan ini.
"Hanya sekarang perlu dikroscek, apakah di koridor-koridor yang menyediakan layanan amari dan andini itu pelayanan dilakukan secara baik dan maksimal. Tolak ukurnya bisa dilihat pada kepuasan penumpang," katanya kepada Warta Kota beberapa waktu lalu.
Aditya menegaskan, pelayanan malam hari harus tetap mempertimbangkan aspek kenyamanan dan keamanan penumpang.
Tidak bisa, kata dia, PT Transjakarta hanya menyediakan layanan ala kadarnya dan hanya melihat sisi kebutuhan masyarakat.
"Bukan cuma aman di dalam bus, namun juga paling penting di halte. Penempatan penjaga halte dan kamera CCTV akan memberikan rasa aman kepada penumpang," katanya.
(BACA JUGA: Wuidih! Anak Di Bawah Umur Dibiarkan Berkendara, Siap-siap Orang Tua Dipenjara)
Ia berharap PT Transjakarta menampung segala aspirasi serta kritik dari berbagai pihak, khususnya keluhan penumpang, dalam rangka peningkatan pelayanan kepada masyarakat.
"Sebab apapun itu, baik keluhan, kritik atau masukan tidak lebih bertujuan untuk kebaikan bersama. Ini kan juga sebagai bahan evaluasi Transjakarta untuk memperbaiki kualitas pelayanan," katanya.