Ini Kata Psikolog Mengenai Ojol Menjadi Anarkis

Hendra - Sabtu, 3 Maret 2018 | 21:35 WIB

Puluhan driver ojol hancurkan Nissan X-Trail di underpass Senen, Jakpus. (Hendra - )

Gridoto.com- Sejumlah pengemudi ojek online sering mendapatkan stigma negatif oleh masyarakat.
 
Khususnya pengguna jalan lain khususnya saat berjalan berkelompok. 
 
Peristiwa pengerusakan pengemudi ojek online terhadap sebuah Nissan X-Trail berwarna putih di Underpass Senen, Jakarta Pusat, Rabu lalu (28/2), jadi perbincangan masyarakat. 
 
(BACA JUGA: Lagi Nih, Inpirasi Body Kit Nissan X-Trail Biar Lebih Modern!)
 
Hal ini ditanggapi psikolog Arrundina Puspita Dewi, M. Psi, Psikolog.
 
Aksi anarkis ini terjadi karena adanya kesamaan rasa antar sesama pengemudi ojek online. 
 
Seperti yang kita ketahui, dari kabar yang beredar, salah satu penyebab pengrusakan.
 
Ini terjadi karena si empunya mobil 'menganggu' pengemudi ojek online lain yang ikut iring-iringan. 
 
"Jadi, kasus anarkis yang dilakukan sejumlah driver ojek online ini memang betul terjadi karena ada dasar kesaaan 'satu rasa' seperti anggapan masyarakat," kata Arrundina Puspita Dewi, M. Psi, Psikolog.
 
(BACA JUGA : Bakal Ada yang Spesial di Event Track Day Honda CBR Community, Apa Sih?)
 
Sekelompok orang melakukan suatu aksi bersama kan karena adanya kesamaan identitas atau rasa yang mereka miliki.
 
"Lalu muncul lah solidaritas atas dasar kesamaan ini," kata Arrundina kepada GridOto.com, Jumat (2/3/2018). 
 
Aksi seperti, kata Arrundina, ini memang akan rentan menimbulkan bentrokan karena aksi soloidaritas umumnya dilakukan spontan dan tidak tersetruktur.
 
Sehingga saat terjadi bentrokan, seringkali emosi negatif mendominasi suasana. 
 
"Aksi solidaritas umumnya dilakukan relatif spontan dan tidak terstruktur. Jada pada saat mengalami bentrokan, untuk mempertahankan nilai yang dianut oleh masing-masing pihak seringkali lebih didominasi oleh emosi negatif yang tidak dikelola dengan baik," jelasnya.
 
"Karena untuk bertahan, secara instinctive dan taNpa pertimbangan matang, memang kita akn menyerang pihak lain yang kita anggap mengancam diri kita tanpa memikirkan konsekuensi buruk yang nantinya juga akan kita terim akibat perilaku yang kita lakukan, misalnya identitas kelompok menjadi tercemar dan sebagainya."