GridOto.com - Sudah menelan biaya Rp 11 miliar, bus Trans Patriot milik Pemkot Kota Bekasi cuma nganggur.
Sembilan bus Trans Patriot tersebut teronggok hampir dua bulan di Stadion Patriot Candrabhaga, Bekasi Selatan.
Bus yang pengadaannya menelan dana sekitar Rp 11 miliar pada tahun 2017 lalu ini, tidak beroperasi karena terkendala administrasi.
Kepala Dinas Perhubungan Kota Bekasi Yayan Yuliana mengatakan, awalnya dia mengajukan Perusahaan Daerah Mitra Patriot (PDMP) sebagai pengelola bus tersebut.
Namun saat diaudit dan dikaji, Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) milik Pemerintah Kota Bekasi tersebut tidak memenuhi syarat sebagai operator bus.
(BACA JUGA: Lampu Parkiran Motor Mati, Warga Anggap Ada Diskriminasi)
"BUMD kita yang ada PDMP yah mungkin perlu evaluasi dan dikaji lebih jauh. Tadinya kita pilih itu sebagai pengelola," kata Yayan Yuliana di Plaza Pemerintah Kota Bekasi, Senin (26/2/2018).
Dalam kesempatan itu, Yayan enggan menjelaskan alasan detail tidak terpenuhinya syarat PDMP sebagai operator Trans Patriot.
"Latar belakang di perusahaan itu masih kurang, kemungkinan akan kita lelangkan operatornya," ujar Yayan.
Menurut Yayan, pemerintah akan tetap mengoperasikan Trans Patriot secara maksimal bila sudah ditunjuk operator dari pihak swasta.
Karena itu, dia meminta kepada masyarakat agar tidak risau karena bus akan segera dioperasikan bila ditunjuk operatornya.
"Sekarang pada tahap mencari operator melalui mekanisme lelang," jelas Yayan.
Ketua Dewan Transportasi Kota Bekasi (DTKB) Harun Al Rasyid menambahkan, PDMP gagal ditunjuk sebagai pengelola bus Trans Patriot karena secara administrasi perusahaan itu tidak siap menjadi operator bus.
"Ada beberapa faktor penyebab, namun utamanya karena ketidaksiapan administrasi makanya pemerintah melelang dari sektor swasta," kata Harun.
Harun memprediksi, proses lelang menelan waktu selama dua bulan. Karena itu, bus ini akan kembali dioperasikan pada April mendatang.
"Agak pesimis bus ini dioperasikan pada Maret apalagi pas Hari Ulang Tahun (HUT) Kota Bekasi, 10 Maret nanti," ujarnya.
Menurut dia, proses lelang menelan waktu sebulan lebih karena pemerintah harus melihat rekam jejak perusahaan yang ingin menjadi operator tersebut.
Rekam jejak yang dievaluasi yakni soal pengelolaan administrasi, keuangan dan sumber daya manusia (SDM) dari perusahaan tersebut.
"Kalau semuanya tidak ada masalah dan memenuhi persyaratan, mereka akan ditunjuk sebagai operator," katanya.
Meski nanti operatornya dari pihak swasta, namun Harun memastikan tarif penumpang tetap Rp 3.500 per orang. Pemerintah daerah tetap memberikan subsidi ke sebesar Rp 3.500 per orang.
"Tarif awal kan Rp 7.000, tapi pemerintah memberikan subsidi setengah harga menjadi Rp 3.500 per orang," katanya.
Harun menjelaskan ada dua trayek untuk transportasi berkapasitas 41 orang ini, yakni Terminal Bekasi-Harapan Indah dan Terminal Bekasi-Summarecon.
Menurut dia, satu trayek terdiri dari dua rute yakni untuk pulang dan pergi kendaraan.
(BACA JUGA: Blue Bird Mau Ganti Armada Taksi Pakai Avanza Transmover, Kenapa Gak Wuling Yah?)
Direktur Utama PDMP, Tubagus Hendra Suherman, mengatakan pihaknya telah menerima surat pemberitahuan soal batalnya penunjukkan PDMP sebagai operator bus sejak Selasa (20/2) lalu.
Berdasarkan rekomendasi dari Seksi Perdata dan Tata Usaha Negara (Datun) Kejaksaan Negeri Bekasi, BUMD itu dianggap belum memiliki pengalaman dalam pengelolaan transportasi.
PMDP, kata dia, juga tidak memiliki pool bus dan bengkel, sehingga tidak bisa dijadikan operator.
"Pemerintah meminta masukkan ke Kejaksaan Negeri sebagai legal opinion," katanya.
Hendra mengatakan, sejak penunjukkan itu pihaknya langsung menyiapkan sejumlah konsep atau terobosan untuk pencapaian terobosan.
Karena penunjukkan itu batal dilakukan, maka rapat internal yang diadakan oleh pegawainya urung diimplementasikan.
Meski demikian, kata dia, kepala daerah sebetulnya bisa menggunakan hak diskresi dengan menunjuk langsung BUMD sebagai operator.
Hal itu sebagaimana tertuang dalam Peraturan Pemerintah Nomor 54 tahun 2017 tentang BUMD.
"Ini yang mungkin menurut saya kurang tersosialisasikan dengan baik, atau pemerintah lebih hati-hati dalam mengambil keputusannya," ujar dia.
Artikel ini telah tayang di wartakotalive.com dengan judul: 9 Bus Trans Patriot Bekasi Nganggur Dua Bulan karena Belum Ada Operatornya
Data :
Rute 1: Terminal Bekasi-Harapan Indah (14,7 km)
- Halte Terminal Kebon Paya
- Halte Bulak Kapal
- Halte Bekasi Trade Center
- Halte DPRD Kota Bekasi
- Halte Unisma
- Halte Rawapanjang
- Halte Pekayon
- Halte Living Plaza
- Halte Bekasi Cyber Park
- Halte Stadion Patriot Candrabhaga
- Halte Kranji
- Halte Alexindo
- Halte Sultan Agung
Rute 2: Harapan Indah-Terminal Bekasi (9,6 km)
- Halte Sultan Agung
- Halte Alexindo
- Halte Stasiun Kranji
- Halte Grandmall
- Halte Pemkot Bekasi
- Halte Stasiun Bekasi
- Halte Junction Bekasi
- Halte Jalan Baru/Underpass
Rute 3: Terminal Bekasi-Summarecon Bekasi
- Halte Terminal Kebon Paya
- Halte Bulak Kapal
- Halte Gerbang Tol Bekasi Timur
- Halte DPRD Kota Bekasi
- Halte Unisma
- Halte Cut Meutia
- Halte Pekayon
- Halte Living Plaza
- Halte Bekasi Cyber Park
- Halte RS Mitra Bekasi Barat
- Halte Stadion Patriot Candrabhaga
- Halte Summarecon Bekasi