GridOto.com – Mazda MX-5 adalah nama besar dalam dunia roadster berukuran kompak.
Eksistensinya sudah muncul sejak tahun 1989 dan sampai kini MX-5 telah berlanjut hingga 4 generasi.
Per 2016 lalu, total penjualan kupe atap terbuka yang diproduksi di Hiroshima, Jepang, ini mencapai 1 juta unit dan itu menjadikannya sebagai roadster paling laku di kolong langit.
Indonesia sudah kedatangan MX-5 generasi keempat berkode bodi ND sejak 2017 lalu, dan kami mendapat kesempata untuk mengujinya secara lengkap.
(BACA JUGA: Mazda MX-5 RF Menggunakan Atap Targa Top, Seperti Apa Sih Cara Kerjanya?)
Si cantik ini, MX-5 Soft Top, hanyalah unit display yang didatangkan Mazda di Indonesia.
Versi yang dijual nanti adalah MX-5 RF (retractable fastback) yang menggunakan atap keras dengan tampilan ala Targa Top.
Semua spesifikasi teknis antara MX-5 Soft Top dengan MX-5 RF sama persis hanya saja MX-5 Soft Top lebih ringan 50 kg berkat material kanvas yang digunakan.
Meski MX-5 Soft Top tidak dijual, kami tetap melakukan pengetesan lengkap dan inilah reportasenya.
Secara desain, rasanya sulit ditampik kalau parasnya memang sangat cantik.
Aksen tajam di sudut-sudut mobil, dengan guratan bodi yang penuh otot lagi proporsional membuatnya sangat sedap dipandang.
(BACA JUGA: Bedah Fitur MZD Connect Di Mazda3 Speed Yang Baru Meluncur)
Dimensinya pun kompak saja sehingga terasa padat.
Panjangnya bahkan lebih pendek dari Mazda2 yang merupakan hatchback terkecil Mazda di Indonesia.
Paras depannya mirip dengan kebanyakan produk Mazda kontemporer.
Bedanya, karena ia berformat bodi roadster dengan kap mesin yang memanjang, MX-5 Soft Top ini sangat mudah mencuri perhatian.
Posturnya yang kompak juga tercermin dari ban yang digunakan, berukuran 205/45 R17, kaki-kaki Mazda MX-5 Soft Top lebih mirip model yang ramping ketimbang atlet binaraga yang berotot besar.
Di interior, jika Anda terbiasa dengan interior Mazda2, maka melihat interior MX-5 Soft Top tidaklah istimewa.
(BACA JUGA: Video Review First Drive Mazda MX-5 RF 2017. Atapnya Bisa Buka-Tutup Dalam 30 Detik)
Bentuk dasbor mirip dengan Mazda2 begitu juga dengan setir.
Tapi itu tidak masalah toh bagi kami impresi paling dominan tetap dari eksteriornya yang spesial.
Oh ya, jok sporti itu tak hanya enak dilihat, namun juga mantap mendekap tubuh saat bermanuver.
Material? Premium dan sukses memunculkan kesan mewah berkat kualitas bahan yang digunakan.
Akomodasi menjadi kelemahan pertama yang kami temui.
Kabin yang hanya untuk 2 orang itu benar-benar membatasi ruang gerak.
Kedua sandaran jok tidak bisa direbahkan ekstrem karena terbentur dinding tempat atap kanvas itu bersemayam.
(BACA JUGA: Cara Pakai Mode Berkendara Dan Mode Manual Di Mazda3 Dan CX-5)
Tapi tenang karena pilihan sudut rebah sandaran itu sudah cukup rileks untuk perjalanan panjang.
Legrom juga sangat lega bahkan untuk penumpang bertinggi badan 190 cm.
Akomodasi bagasi tak beda dengan kabin, sangat terbatas.
Kargonya hanya bisa diisi 2 buah koper ukuran sedang atau bahkan cabin size.
Jangan berharap Anda bisa membawa oleh-oleh jika berpelesir dengannya ke luar kota.
Kepraktisan pun demikian, sama minimnya.
Sedikit sekali tempat penyimpanan di seantero kabin, bahkan laci dasbor yang cukup umum di banyak mobil, tidak dimiliki Mazda MX-5 Soft Top.
Mazda menggantinya dengan laci kompak yang berada di dinding belakang.
Laci itu memang akomodatif menyimpan barang seperti dompet, ponsel hingga powerbank, tapi aksesnya repot karena harus menekuk tangan ke belakang untuk menjangkaunya.
Di konsol tengah ada laci tipis yang saking tipisnya kami sulit meletakkan dompet lalu menutupnya.
Untunglah di depan tuas persneling ada kompartemen tambahan sehingga barang-barang kecil seperti kartu tol atau ponsel bisa ditampung di situ.
Oh ya, ada 2 buah cup holder yang penempatannya bisa fleksibel.
Bisa ditaruh di konsol tengah bagian belakang, atau bisa dicabut dan diletakkan di sisi penumpang dekat tuas persneling.
Buka-tutup atap yang harus dilakukan secara manual, mungkin tidak praktis, tapi mekanismenya simpel sehingga jika sudah terbiasa pengemudi bisa membuka atau menutup dalam waktu kurang dari 4 detik.
Bicara fitur, hal pertama yang menyita perhatian kami di kabin justru merek Bose yang ada di cover speaker.
Cukup mengejutkan karena ternyata meski atap sedang dibuka, lantunan musik termasuk jernih terdengar.
Ternyata karena Mazda juga menyematkan speaker mungil di headrest jok.
Fitur lain yang dimiliki MX-5 Soft Top adalah: Bluetooth audio, cruise control, Lane Departure Warning System, navigasi GPS, auto start-stop, stability control, auto lamp, auto wiper, paddle-shift, hingga mode berkendara.
Bisa kami simpulkan bahwa fasilitas MX-5 memang lumayan, tapi tak sampai yang lengkap karena dibandingkan produk Mazda yang lebih massal, Mazda3 misalnya, sudah ada head up display atau Lane-Keep Assist System yang bisa menggerakkan setir secara otomatis untuk kembali ke lajur yang benar.
Lalu soal kenyamanan.
Dari tampangnya sudah tersirat bahwa orientasi mobil ini untuk keasyikan berkendara, bukan kenyamanan.
Dan asumsi itu tepat.
Bantingan suspensi sangat keras, yang kala mobil menginjak lubang atau speed bump, guncangan itu akan terasa kuat di punggung dan bokong penumpang.
Kekedapan kabin pun demikian, suara kendaraan di luar mudah mengintrusi dan kami memang tak bisa berharap banyak sama akustik kabin mengingat atap kanvas yang dikenakannya.
Tapi soal posisi duduk, yakinlah bahwa joknya itu sangat nyaman diduduki.
Ergonomi pas, dengan ketebalan busa jok yang optimal untuk menopang di perjalanan jauh.
Tiba saat mengetes performa.
Suara mesin agaknya terlalu sopan untuk mobil dengan tampang seeksotis ini.
Mesin SKYACTIV-G itu berkapasitas 1.998 cc 4 silinder dengan rilisan daya 160 dk dan torsi 200 Nm.
Tidak besar sebenarnya, tapi terasa perkasa karena MX-5 punya bobot yang cukup ringan yakni 1.088 kg saja.
Tes akselerasi 0-100 km/jam diselesaikan dalam tempo 7,5 detik.
Sementara konsumsi BBM di rute Dalam Kota bisa mencapai 12,5 km/l dan di rute Tol 20 km/l.
Akselerasi mungkin biasa saja, tapi soal efisiensi harus diakui hasil tesnya termasuk impresif.
Terakhir dan yang terpenting adalah fun to drive.
Akurasi setirnya sangat tajam.
Saat kami menggerakkan kemudi, moncong mobil merespons secara presisi dan mobil bergerak dengan akurat.
Mudah sekali tersenyum saat kami bermanuver di mobil ini.
Buah dari set suspensi yang keras itu membuat perangai mobil saat bermanuver sangat terkendali.
Body roll minim, dan stabilitas saat melaju di kecepatan tinggi juga sangat baik.
Bobot setirnya pun pas, tidak berat namun juga tidak ringan hingga jauh dari rasa mengambang.
Mesin dengan langkah lebih panjang (bore x stroke: 83,5x91,2 mm) membuat ia terasa cekatan di putaran menengah.
(BACA JUGA: Mazda CX-5 Touring, Lebih Murah Namun Memiliki Fitur Tak Kalah Menarik)
Sulit menemukan ia kehabisan nafas karena tenaganya bagai terus mengisi.
Paduan bobot ringan, gerak belakang (RWD), dan handling tajam, menggoda kami untuk sesekali melakukan sideway saat membelok di tikungan yang aman.
Oh ya, kami juga terkesan oleh posisi duduk yang sangat rendah dan sensasi berkendara atap terbukanya, menjadikan kami selalu merasa spesial mengemudikan MX-5 di tengah padatnya lalu lintas.
Sayang ia tidak dijual, toh itu tidak masalah karena Mazda di Indonesia menyediakan versi RF yang menggunakan atap keras.
Harga? Ia tidak dijual tapi untuk bayangan, saudara kandungnya yang tipe RF dibanderol dengan nominal Rp 779,8 juta.
Video ulasang lengkap Mazda MX-5 Soft Top klik di sini: