GridOto.com – Ketimbang segmen MPV ataupun SUV, pasar sedan cenderung kurang tumbuh.
Selain karena modelnya yang tak banyak, pajak sedan terkenal lebih mahal ketimbang segmen mobil lain.
Namun saat isu pajak barang mewah yang harus ditanggung sedan akan dihapus, mungkinkah penjualannya bakal naik?
“Mendongkrak pasar sedan agak sulit, memang enggak mudah karena kita bukan seperti Thailand atau Malaysia yang basic-nya sedan,” kata Jonfis Fandy, Marketing & After Sales Service Director PT Honda Prospect Motor (HPM).
Menurut Jonfis, meski dulu sedan pernah berjaya hal itu terjadi karena segmen mobil kurang variatif.
(BACA JUGA: Wooww! Harga Sedan Bakal Turun Karena Tarif Pajak Mobil Sedan Direvisi?)
“Waktu itu karena enggak ada SUV dan MPV, hanya sedan dan pikap, makanya sedan bisa jalan,” ujarnya kepada GridOto.com beberapa waktu lalu.
Di samping itu, kata Jonfis saat ini model MPV jadi yang paling digemari oleh pasar Indonesia.
“Kultur sudah beralih kalau punya mobil harus 7-seater, makanya 72 persen penjualan di Indonesia kan mobil 7-seater atau MPV,” jelasnya.
Sementara itu kalau berkaca dari penjualan segmen LCGC, yang tumbuh di tengah gempuran model SUV dan MPV.
Honda setidaknya perlu waktu untuk menumbuhkan pangsa pasarnya, begitu juga dengan segmen sedan ini.
(BACA JUGA: Cari Sedan Mewah Bekas Rp100 Jutaan? Ini Pilihannya)
“Seperti pada LCGC, saya bilang minimal butuh 3 sampai 5 tahun untuk ke market share 15 persen,” tutur Jonfis.
Langkah awalnya bisa dengan mengatur harga supaya tidak terlampau mahal dari model populer, MPV dan SUV.
“Mungkin harga diturunkan ada sebagian kecil konsumen beralih, nanti setelah bertahap mungkin bisa besar,” ungkapnya.
“Tapi kalau langsung (harga murah), kita harus benar-benar lihat keuntungan apa yang diberikan,” sambung Jonfis.
Misal, saat SUV bisa lebih laris dari MPV adalah karena kemampuannya yang sanggup melewati beragam medan.
Atau saat LCGC lebih laris dari MPV, karena faktor harga yang dirasa lebih terjangkau.
Jadi, masih ada yang suka sedan enggak Sob?