Bukan Mereknya, Tapi Palsunya, Ini Yang Ditakuti Konsumen dan Penjual Oli

Muhammad Ermiel Zulfikar - Rabu, 14 Februari 2018 | 14:30 WIB

Plang Penunjuk dari Advance Motor Sports (AMS) (Muhammad Ermiel Zulfikar - )

GridOto.com - Peredaran oli palsu di Indonesia menimbulkan kekhawatiran dari berbagai pihak. 

Baik konsumen maupun pebengkel sebagai penjual.  

Termasuk Apau, Owner dari bengkel umum Advance Motor Sports (AMS) yang juga merasa takut dengan masifnya peredaran oli palsu.

"Yang sekarang itu oli yang kami takutkan bukan mereknya, tapi palsunya," ujar Apau kepada GridOto.com.

"Kamu pakai oli Mobil1 juga kalau yang palsu ya palsu," lanjut Apau.

(BACA JUGA: Pengalaman Bengkel Umum, Masyarakat Masih Suka Memperbaiki Ketimbang Merawat)

Untuk menghindari ancaman mendapatkan pasokan oli palsu, Apau memilih menjalin kerjasama dengan salah satu produsen oli.

Dengan begitu memudahkannya dalam mengontrol pasokan oli yang masuk ke bengkelnya.

"Oli itu banyak, mungkin bisa puluhan macam. Kalau mau, kami masukkan ke bengkel. Cuma enggak lah, kami main satu merek aja jadi enggak pusing kami kontrol-nya," ucap Apau lagi.

"Ke produsen kami juga enggak pusing, jadi kami langsung ke produsen, kami enggak pusing dapat oli palsu atau segala macam," lanjut Apau.

Sebelumnya diberitakan, Justisari Kusumah, Ketua Masyarakat Indonesia Anti Pemalsuan (MIAP) mengatakan salah satu faktor pendorong peredaran pelumas palsu adalah peningkatan kepemilikan kendaraan bermotor di Indonesia.

Menurutnya, selain pemerintah dan produsen, masyarakat juga perlu turut aktif mengantisipasi peredaran pelumas palsu.

"Produsen pelumas perlu membantu konsumenya dalam mengindentifikasi produk pelumas asli karena hal ini akan memengaruhi kepuasan pelanggan terhadap produk," kata Kusumah di PT Shell Kawasan Perindustrian dan Perdagangan Marunda Center, Bekasi Barat.

"Karena penggunaan pelumas palsu pada mesin kendaraan membuat kerja mesin menjadi lebih berat dan menyebabkan kerusakan yang membuat biaya perawatan kendaraan menjadi lebih tinggi," tegas Kusumah.