Lantaran, supir bus Flores memaksa menerobos palang kereta api yang sudah terbentang.
Alhasil, sebagian besar siswa SMP Wijana Jombang tewas di tempat.
Kejadian inilah yang memicu amarah publik, semenjak kejadiaan naas itu, bus flores diberi sanksi tidak boleh melayani trayek Antar Kota Antar Provinsi (AKAP).
Operasi bus Flores dibatasi oleh pemerintah hanya sampai daerah Mantingan (daerah paling barat dari Jawa Timur).
Jika ada penumpang yang ingin ke Solo dari Surabaya maka penumpang harus transit di daerah Mantingan dan melanjutkan perjalanan dengan bus lain, hal ini yang membuat jumlah penumpang bus Flores turun drastis.
Semenjak itu, bus Sumber Kencono laris manis diburu para penumpang.
Bukan hanya karena jumlah armadanya yang banyak, tetapi juga karena bus Sumber Kencono berangkat setiap 20 menit sekali.
Inilah yang menjadi bus Sumber Kencono semakin dicintai oleh masyarakat.
Namun sistem dari manajemen bus Sumber Kencono terhadap waktu istirahat para supir bus adalah awal mula petaka.
Jadi semakin cepat bus Sumber Kencono sampai tujuan, maka waktu istirahat supir bus Sumber Kencono semakin banyak.