GridOto.com - Saat ini, alat penghubung mesin dan roda belakang motor jenis belt drive sangat populer di Indonesia.
Terutama karena saat ini motor skuter matik sangat populer di Indonesia.
Selain skutik, motor gede berputaran mesin rendah seperti Harley-Davidson juga menggunakan penggerak semacam ini.
Tapi mengapa motor jenis bebek hingga motor sport berkapasitas tinggi seperti MotoGP tetap menggunakan sistem rantai dan sprocket gear? Ada alasannya sobat GridOto.
Di sistem belt, yang tidak terlalu bergerigi seperti halnya sistem rantai membuat daya cengkeramnya kurang.
(BACA JUGA:Tips Rawat Rantai Motor di Musim Hujan, Jangan Langsung Disemprot Chain Lube)
Dengan tekstur seperti itu, ada batasan tenaga yang bisa dilewatkan pada penghubung jenis belt.
Akhirnya, kemungkinan slip akan besar jika digunakan di motor bebek atau motor sport yang mesinnya bekerja pada putaran tinggi.
Terutama saat pergantian gigi, akan terjadi lonjakan yang kemungkinan besar membuat belt slip.
Selain slip, kemungkinan belt untuk putus juga sangat besar.
Dengan karakter mesin yang seperti itu, tidak memungkinkan motor bebek atau sport menggunakan belt.
Rantai lebih kuat dan lebih cocok bekerja dengan mesin berputaran tinggi.