Ngegas Moge 1.000 cc Jadi Aman Berkat Teknologi Ini, Kenali Dulu Sebelum Riding

Dimas Pradopo - Rabu, 31 Januari 2018 | 20:00 WIB

ducati supersport (Dimas Pradopo - )

Gridoto.com - Motor dengan performa tinggi sudah seharusnya menyematkan fitur-fitur canggih khususnya peranti keselamatan elektronik. 

Ducati SuperSport misalnya yang punya tenaga 110 dk di 9.000 rpm, serta torsi maksimum 93 Nm di 6.500 rpm.

Tenaga tersebut dihasilkan dari mesin generasi Testastretta bersilinder ganda 11 derajat pendingin cairan, bore 94mm dan stroke-nya 67,5mm berkapasitas 937 cc. 

Dengan tenaga don torsi segitu, Ducati menyematkan salah satunya DTC (Ducati Traction Control).  

Canggihnya, fitur keselamatan aktif tersebut tersedia dalam berbagai tingkatan untuk menyesuaikan kebutuhan pengendaraan. 

Yuk langsung aja simak apa sih DTC dan cara kerjanya!

DTC tersedia dalam 8 tingkatan yang tiap levelnya dibedakan dari tingkat sensitivitasnya. 

Masing-masing tingkatnya memiliki toleransi berbeda dalam menangani selip atau putaran berlebih pada roda belakang. 

Semakin tinggi tingkatannya, maka DTC akan semakin sensitif untuk tidak membiarkan ban mengalami spin sama sekali. 

Misal, untuk penggunaan di sirkuit, DTC yang berada di level 1 memperbolehkan ban belakang untuk spin saat memasuki tikungan. 

Karena spin tetap dibutuhkan untuk mengoreksi atau mempersempit sudut belok di tikungan. 

Sedangkan saat dipakai untuk harian di jalanan basah misalnya, sebaiknya DTC diposisikan di level tertinggi. 

( BACA JUGA : Hasil Lengkap Test Ride Ducati SuperSport, Tampang Superbike Nyaman Ala Motor Turing )

Stefanus Yoga
DTC ducati supersport

Saat DTC aktif, DTC ECU menganalisis data yang diambil dari sensor roda yang kemudian diterjemahkan di modul DTC. 

Jika teridentifikasi terjadi spin, ECU akan memerintahkan mesin untuk mengurangi torsi ke roda belakang sehalus mungkin hingga traksi roda kembali sempurna.

Ketika roda sudah mendapatkan traksinya kembali secara sempurna, torsi yang disalurkan juga kembali sepenuhnya.  

Menariknya, DTC juga bisa dinonaktifkan sama sekali jika ingin "bermain-main" dengan di SuperSport ini. 

Tingkatan DTC bisa diatur secara individual di tiap riding mode loh!

Stefanus Yoga
riding modes ducati supersport

Riding modes di SuperSport ada 3 yakni Sport, Touring, serta Urban. 

Meski masing-masing mode sudah ada default tingkatan respon mesin, DTC, hingga ABS, kalian bisa mengaturnya secara individual.   

Caranya cukup masuk ke pengaturan riding mode yang dipilih, kemudian tinggal atur deh mulai dari DTC non-aktif, level 1 hingga 8. 

Pada mode Sport, entakannya mulai dari rpm rendah hingga limiter di sekitar 10.000 rpm. 

Ducati mengklaim 80% torsi maksimumnya sudah tersedia sejak 3.000 rpm dan 90% di 5.000-9.000 rpm. 

Pantas saja, di gigi 1 putar gas secara spontan tanpa hentak kopling, ban depan ngangkat terus!

Dengan catatan, setelan DTC saat itu sengaja kami matikan untuk merasakan sensasi maksimalnya. 

Jika ingin santai bisa pakai mode Touring, dengan respon dari ride by wire-nya terasa agak lambat dan sedikit berjeda. 

Berkendara saat hujan atau jalanan licin, sebaiknya pakai mode Urban, karena respon putaran gas sangat halus jadi lebih aman. 

Knalpot alumunium dengan 2 lubang pembuangan ini dilengkapi katup dan suaranya masih tergolong sopan.