Lima Hal Ini Pastikan Ducati SuperSport Cocok Buat Riding Harian

Dimas Pradopo - Rabu, 31 Januari 2018 | 22:00 WIB

ducati supersport (Dimas Pradopo - )

Gridoto.com - Ducati mengklaim bahwa SuperSport bukan merupakan sportsbike murni juga bukan sport-touring.

Jadi, SuperSport dibuat untuk menyasar konsumen yang ingin memiliki motor layaknya sportsbike tapi bisa dipakai beraktivitas di luar sirkuit. 

Seperti kita tahu bahwa mengendarai sportsbike betulan pasti menyiksa untuk dipakai harian. 

Umumnya sportbike tulen punya riding position sangat menunduk, footstep tinggi yang bikin kaki menekuk, juga karakter power yang bermain di putaran mesin sangat tinggi. 

Nah, enam faktor ini bikin SuperSport punya DNA balap tapi tetap nyaman buat harian. 

1. Riding position 

Mulad
riding position ducati supersport

Joknya punya tinggi 810 mm, membuat kaki tester yang punya postur 168 cm agak jinjit, tapi masih dalam tahap nyaman. 

Ketika duduk, kedua paha tak terlalu membuka karena desain jok yang mengecil di bagian ujungnya. 

Busa joknya juga empuk dan tebal, pokoknya bikin nyaman deh.

Lanjut ke bagian setangnya, meski pakai stang clip on tapi terbilang cukup tegak dibanding motor sport tulen. 

Desain setangnya tinggi dan mendatar sehingga tangan, pundak, serta lengan nggak cepat pegal. 

Meski tetap saja ergonomi pengendara agak menunduk, tidak tegak seperti sebuah sport-touring. 

Begitu juga footstep posisinya tergolong rendah sehingga enggak bikin kaki terlalu menekuk.

2. Peak power di putaran rendah

Stefanus Yoga
mesin ducati supersport

Mesin menggunakan generasi Testastretta bersilinder ganda 11 derajat pendingin cairan, bore 94 mm dan stroke 67,5 mm berkapasitas 937 cc. 

Memiliki tenaga 110 dk di 9.000 rpm, serta torsi maksimum 93 Nm di 6.500 rpm.

Ducati mengklaim 80% torsi maksimumnya sudah tersedia sejak 3.000 rpm dan 90% di 5.000-9.000 rpm. 

Dengan begitu, motor ini masih bisa dibawa gesit untuk berakselerasi di perkotaan yang kebanyakan stop and go. 

Ditambah lagi dengan keasyikan luar biasa oleh torsi berlimpah yang disediakan. 

3. Ada 3 Pilihan Riding Modes

Stefanus Yoga
riding modes ducati supersport

Riding modes dibekali dengan 3 pilihan, yakni Sport, Touring, serta Urban yang bisa dipilih ditambah lagi pengaturan individual di masing-masing mode-nya

Sehingga motor ini bisa fleksibel digunakan untuk berbagai kondisi jalan maupun pengendaraan.

Ingin memacu maksimal motor ini?, tinggal pakai riding mode Sport, sementara saat di jalan basah tinggal masuk ke mode Urban. 

4. Kapasitas Tangki Besar

Stefanus Yoga
bbm ducati supersport

Meski konsumsi BBM di dalam kota terbilang boros, yakni 12,59 km/liter, tapi ia punya kapasitas tangki cukup besar. 

SuperSport mampu menampung 16 liter untuk sekali isi penuh BBM. 

Jika dihitung dengan konsumsi BBM segitu, artinya dengan tangki terisi penuh, motor bisa menempuh jarak hingga 200 km lebih sedikit. 

Sehingga Anda nggak perlu sering-sering deh mampir ke SPBU. 

5. Ada Power Outlet Untuk Mengisi Daya Baterai Handphone

Stefanus Yoga
power outlet ducati supersport

Ternyata motor ini punya power outlet untuk mengisi daya baterai handphone loh. 

Tapi, nggak seperti kebanyakan motor touring yang penempatannya di area stang, slot charger di motor ini tempatnya di balik jok. 

Meski demikian tetap aja berguna jika kehabisan daya baterai hanphone. 

Anda tinggal beli kabel charger yang cukup panjang, sehingga handphone bisa diisi dayanya sambil diletakkan di tas atau area stang. 

Cukup memudahkan kan? 

Tertarik membelinya? Yuk lihat tabungan, kalau ada uang Rp 429 juta bisa menebus SuperSport varian standar, sedang untuk membeli Ducati SuperSport tipe S siapkan Rp 479 juta off the road. 

Apa sih beda kedua varian tersebut?

Varian S sudah dibekali suspensi Ohlins depan 48mm, sementara yang standar pakai Marzocchi 43mm. 

Terus suspensi belakang juga sudah Ohlins, dapat passenger seat cowl sewarna bodi, hingga sudah dibekali Ducati Quick Shifter. 

Sedang yang kami tes bukan varian S, tapi nggak masalah karena performa mesin tetap sama.