Bikin Bete, Indonesia Masuk 5 Besar Negara Dengan Pengemudi Paling Buruk

Dida Argadea - Selasa, 23 Januari 2018 | 14:20 WIB

Ilustrasi macet kerap terjadi di kota besar seperti Jakarta (Dida Argadea - )

GridOto.com - Waze sebagai aplikasi penyedia layanan penunjuk jalan baru-baru ini merilis daftar negara-negara yang diklaim paling buruk untuk pengguna kendaraan atau sopir.

Hal tersebut didasarkan pada kondisi lalu lintas yang ada di negara tersebut.

Rupanya dari daftar negara-negara tersebut, Indonesia masuk nominasi lima besar negara terburuk untuk pengguna kendaraan.

Kondisi tersebut jika berdasarkan penilaian dari Waze ditentukan dalam enam faktor.

(BACA JUGA: Atasi Macet Tol Jakarta- Cikampek, Menhub Lakukan Penilangan Tiap Hari)

blog.waze.com
Indeks kepuasan pengemudi selama tahun 2017 yang dibuat Waze

Pasti kalian udah menduga ya, kalau salah satu faktornya karena macet?

Kalian enggak salah, macet merupakan salah satu faktor yang jadi penilaian Waze.

Macet memang menjadi masalah yang lumayan berat dikota besar.

Tak hanya karena jumlah kendaraan yang makin banyak, kemacetan di Indonesia menurut Jusri Palubuhu, pendiri dan instruktur Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC), juga disebabkan oleh kelakuan masyarakatnya.

"Ada pribadi-pribadi yang ego, yang acuh tak acuh, contohnya orang yang menelpon ketika di jalan," ujar Jusri kepada GridOto.

"Pendapat saya, ini merupakan ketidaktahuan orang mengenai cara berlalu lintas, berbagi di dalam jalan raya, lemahnya empati masyarakat pengguna jalan," imbuhnya.

(BACA JUGA: Flyover Pancoran Diharap Mampu Urai Kemacetan Hingga 60 Persen)

Tribunnews
Ilustrasi kemacetan

Selain macet, lima faktor lainnya adalah kualitas jalan dan infrastruktur, keselamatan jalan, layanan pengemudi, faktor ekonomi dan sosial, serta dari indeks kebahagiaan yang diberikan oleh komunitas Waze (Wzeyness).

Dari penilaian yang dilakukan pada tahun 2017 tersebut, juga diketahui bahwa negara yang palig buruk untuk pengguna kendaraan adalah Filipina, sementara yang paling baik adalah Ceko.

Terlepas dari setuju atau enggak dengan hasil tadi, langkah terbaik adalah memperbaiki mentalitas mengemudi masyarakat kita, betul enggak?