GridOto.com - Sesuai namanya roof box memang dibuat sebagai bagasi tambahan yang dipasang pada atap mobil.
Di kalangan pecinta modifikasi, roof box biasa diaplikasi merujuk pada gaya mobil touring. Bahkan kami pernah ulas sebuah Lamborghini yang menggunakan roof box.
(Baca juga : Lihat Nih Lamborghini Huracan Buat Touring Jauh Pakai Roof Box Tambah Keren!)
Tapi tahukah Anda kalau memasang rof box bukan sekadar asal pasang karena terkait angka load di roof box yang biasanya tidak terlalu besar.
Sebab atap tidak hanya akan menanggung beban statis (saat mobil diam), tetapi juga beban dinamis akibat pergerakan mobil ketika bermanuver di jalan saat menggunakan roof box.
Bagaimana aturan pemasangan roof box terkait beban maksimum yang bisa diterima mobil?
Penggunaan roof box pun perlu perhitungan matang terutama terhadap beban maksimum yang dapat diangkut oleh kendaraan tersebut.
Sebagai contoh Toyota Kijang Innova Diesel memiliki kreb weight 1.700 kg dan gross weight 2.300 kg. Artinya, beban yang dapat diusung Kijang Innova hanya 600 kg. Hasil dari kreb weight dikurangi gross weight.
Bila diasumsikan berat satu orang dewasa 70 kg dengan daya angkut 7 orang maka total bobot penumpang saja 490 kg. Berarti sisa untuk membawa barang hanya 110 kg.
Nah angka inilah yang perlu dihitung secara benar. Bila berat roof box berikut dengan cross bar mencapai 20 kg, Anda hanya dapat membawa barang seberat 90 kg.
Penggunaan roof box paling berpengaruh tentu pada kekuatan struktur atap. Selain bisa membuat atap penyok, faktor keamanan juga menjadi sorotan.
Di samping menurunnya stabilitas mobil karena beban di atas, unsur aerodinamis mobil juga jadi terkoreksi. Roof box yang aman memiliki kapasitas angkut 490 liter dengan berat barang maksimal 75 kg.