GridOto.com – Skeptisme kerap muncul jika bicara performa mobil listrik.
Bukan rahasia lagi kalau lebih banyak kendaraan listrik di sekitar kita yang larinya payah.
Sebut saja boom-boom car, golf car, atau mobil listrik riil nan massal -seperti BMW i3- yang orientasi hidupnya lebih kepada ramah lingkungan.
Tapi ini Tesla, ia berbeda.
Tesla Model S 90D yang dimiliki Dahlan Iskan ini termasuk sangar jika membahas spek teknis.
Nomenklaturnya adalah Model S, dengan ‘90D’ yang mengartikan kapasitas baterainya 90 kWh (kilowatt hours) dan punya dua motor listrik sebagai inisial huruf ‘D’ di belakang angka.
Tesla menyebutkan motor listrik itu menghasilkan tenaga hingga 259 dk.
(BACA JUGA: Desain Unik Luxury Fastback Tesla Model S 90D, Moncong Tanpa Gril)
Sudah terhitung besar sebenarnya, tapi ingat, ini Tesla.
Angka 259 dk itu baru 1 poros dan karena setiap poros (depan dan belakang) punya motor listrik, maka tenaga total yang disandang Tesla Model S 90D adalah 518 dk.
Torsi? Melecut 658 Nm yang bahkan sudah mengalir deras sebelum pedal gas diinjak.
Tesla mengklaim 0-100 km/jam bisa diselesaikan Model S 90D dalam 4,4 detik saja.
Kami memang tidak melakukan pengetesan lengkap dengan alat tes, tapi dari entakan saat ia berakselerasi keras, klaim itu sangat mungkin terwujud.
Kepala dan badan seperti dibenamkan di jok saat pedal gas kami injak dalam (full throttle).
(BACA JUGA: Tesla Akan Hadirkan Model Baru Lagi, Bentuknya Mirip Ford F-150)
Justru mengundang bahaya jika dipacu di lalu lintas umum mengingat kala Tesla melaju, tak ada suara mesin sehingga bisa membuat lengah pengguna jalan lain.
Sensasi spesial datang dari karakter akselerasinya.
Tidak seperti mobil-mobil sports atau supercar yang memakai girboks multi-gear, transmisi Tesla Model S 90D adalah single speed transmission yang disalurkan ke semua roda alias all-wheel drive.
Saat berakselerasi, tak ada gejala kosong sesaat (lag) seperti yang muncul ketika transmisi konvensional sedang berpindah gigi (shifting).
Artinya, gaya G itu baru berkurang jika tekanan pedal gas dikurangi atau dilepas sama sekali.
Aplikasi single speed transmission juga membuat Tesla Model S 90D tidak memiliki mode manual, baik di tuas persneling apalagi di kemudi (paddle-shift).
Rasanya memang agak janggal.
Tidak ada ritual ala pembalap yang harus lihat menaik-turunkan gigi.
Di Tesla, jika ingin kencang ya injak dalam pedal gas dan jika ingin pelan atau berhenti yan injak dalam pedal rem.
Mirip berkendara virtual ala game balap arcade.
Untunglah handling Tesla sesuai harapan, yakni layak disebut sangat tajam.
Mengimbangi kapabilitas mesin – maksud kami – motor listriknya, ia sangat akomodatif merespons manuver liar pengemudi.
Saat kami membelok tiba-tiba di kecepatan sedang, moncong mobil bergerak responsif dan minim sekali gejala understeer atau oversteer.
Jangan khawatir soal bodyroll karena selama pengetesan kami yang tidak sampai berlari di atas 120 km/jam, stabilitasnya sungguh istimewa.
Jadi bisa dibilang, aspek fun to drive-nya unik karena ia kencang, senyap dan tanpa ritual shifting.
Di sisi lain ia stabil dan mampu mengikuti keinginan pengemudi berkat handling yang presisi.