GridOto.com - Mesin adalah jantung dari motor, mesin tanpa bahan bakar berarti jantung tanpa darah.
Mesin motor MotoGP dengan kubikasi 1000cc memiliki tenaga lebih dari 270dk.
Namun dengan kemampuan seperti itu, motor MotoGP hanya dibekali dengan bahan bakar sebanyak 22 liter untuk satu kali balapan.
Dengan bahan bakar terbatas pembalap diharuskan untuk mencapai jarak sekitar 110 hingga 120 km.
Pengisian ulang atau mengganti tengki bahan bakar di grid itu dilarang, jadi 22 liter itu sangatlah berharga.
(BACA JUGA: Video: Pengaruh Panjang Swing Arm di Motor MotoGP)
Ingat insiden Johann Zarco kehabisan bahan bakar saat hampir memasuki garis finish?
Kejadian itu terjadi di MotoGP Misano 2017
Tentunya pada saat itu ada kalkulasi yang salah mengenai pemakaian bahan bakar.
Lalu bagaimana kalkulasi tiap tim agar bahan bakar bisa bertahan hingga akhir balapan?
Ternyata, salah satunya dengan mendinginkan bahan bakar, kok bisa?
Dilansir GridOto.com dari Speedweek.com, di balapan sekelas MotoGP ada aturan mengenai suhu dari bahan bakar.
(BACA JUGA: Apa yang Boleh dan Tidak Boleh Diubah di Motor MotoGP)
Mungkin masih ada yang ingat pelajaran kimia atau fisika semasa SMA bahwa volume cairan dipengaruhi oleh suhunya.
Cairan umumnya akan mengembang saat suhu naik hingga mencapai titik didih.
Jika didinginkan cairan akan menjadi semakin padat atau kenal sesuai dengan susunan kimianya, bahan bakar di MotoGP pun demikian.
Oleh karenanya tim berusaha membuat bahan bakar sedingin mungkin untuk membuat volumenya berkurang.
Tetapi sejak 2015 sudah ada regulasi MotoGP mengenai pendinginan bahan bakar ini.
Bahan bakar tidak boleh 15 derajat Celcius lebih dingin dari suhu sekitar saat ditambahkan ke tangki motor.
Misalnya, jika temperatur sekitar 25 derajat Celcius maka suhu bahan bakar tidak boleh lebih rendah dari 10 derajat Celcius.