Apa Rencana Baru Toyota untuk Mengurangi Racun dari Knalpot?

Rizky Septian - Jumat, 15 Desember 2017 | 15:44 WIB

Toyota C-HR produksi Jepang dengan mesin 1.8L hibrida, diperkenalkan di Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2017. (Rizky Septian - )

GridOto.com - Pemerintah terus berusaha mengurangi emisi karbon atau racun gas buang yang keluar dari knalpot hingga sebanyak 29% pada 2029-2030.

Kebijakan tersebut didasari oleh adanya Conference of Parties (COP) ditambah Peraturan Presiden Nomor 22 Tahun 2017 tentang Rencana Umum Energi Nasional.

Hal itu mengarahkan otomotif Indonesia ke era teknologi canggih yang lebih ramah lingkungan, hingga ke mobil listrik.

Walau arahnya sudah dimengerti bersama, hingga kini belum ada produsen yang nyata menanamkan investasi baru terkait hal itu di Indonesia.

(BACA JUGA: Dampak Overheat Pada Mesin Mobil, Bahaya Banget Loh)

Salah satu manufaktur terbesar di dalam negeri, Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) mengaku belum dapat persetujuan dari prinsipal.

“Rencana investasi belum, ya dari prinsipal juga (belum),” kata Warih Andang Tjahjono, Presiden Direktur TMMIN, seperti yang dilansir oleh KompasOtomotif (14/12).

Toyota terus memantau perkembangan kebijakan pemerintah.

Warih mengingatkan nol emisi karbondioksida adalah keharusan.

Namun, timeline dari pemerintah menuju ke sana harus jelas.

“Terlalu sempit kalau kita melihatnya dari industri otomotif saja,” kata Warih.

Gambaran besarnya, negara-negara lain juga berlomba-lomba menjadi potensial tentang manufaktur teknologi modern.

Salah satu yang menopang hal itu adalah regulasi.

“Regulasi kita juga harus kompetitif dengan negara lain, tidak bisa hanya internal saja,” ucap Warih. 

Artikel ini sudah tayang di Kompas.com dengan judul Belum Ada Rencana Baru Toyota Soal Mobil Listrik