GridOto.com - Teknologi swakemudi memang akan menjadi teknologi masa depan.
Beberapa produsen mobil juga sudah menyiapkan beberapa produk yang menggunakan teknologi swakemudi.
Mulai dari Toyota, Nissan, Mitsubishi, dan masih banyak yang lainnya.
(BACA JUGA : Ternyata Teknologi Ini Tidak Bisa Dipisahkan Dengan Teknologi Swakemudi)
Seperti yang dilansir cleantechnica.com, teknologi swakemudi ternyata terbagi menjadi beberapa kategori.
Ini dia beberapa kategori teknologi swakemudi.
1. Level 0 (No Automation)
Pada kategori ini, teknologi swakemudi tidak berfungsi sama sekali.
Sopir masih memegang kendali setir saat berkendara.
2. Level 1 (Driver Assistance)
Sopir masih tetap memegang kendali setir pada kategori ini.
Tetapi bisa sedikit agak santai karena terdapat teknologi seperti adaptive cruise control.
(BACA JUGA : Lewis Hamilton Tidak Mungkin Jadi Pembalap Ferrari, Ini Alasannya)
Teknologi ini menggunakan radar untuk memandu pengemudi mencapai tujuan.
3. Level 2 (Partial Automation)
Pada kategori ini, teknologi swakemudi mulai sedikit berfungsi.
Beberapa mobil mewah sudah mencapai kategori ini.
Pada kategori ini, sopir bisa mengontrol kecepatan dan setir sesuai kehendaknya.
4. Level 3 (Conditional Automation)
Sopir masih dibutuhkan dalam kategori ini.
Tetapi sopir bisa sedikit lebih santai dan kategori ini menjadi penggabungan antara level 1 dan level 2.
(BACA JUGA : 13 Juta Bisa Bawa Pulang Daihatsu Xenia dan Bonus Peralatan Dapur)
5. Level 4 (High Automation)
Dalam kategori ini, sopir sudah bisa melepas kendali setir.
Beberapa fitur dalam kategori ini cukup lengkap.
Sehingga sopir dapat bersantai saat berkendara.
Tetapi sopir bisa juga memilih untuk mengendalikan sendiri.
6. Level 5 (Full Automation)
Kategori tertinggi dalam teknologi swakemudi.
Dalam kategori ini, sopir sudah bisa santai dan menikmati pemandangan selam aperjalanan tanpa memegang setir.
Sopir ibarat penumpang pada kategori ini.
Nah bagaimana, masih bingung tentang teknologi swakemudi ini.
Kalau di Indonesia mungkin masih masuk ke level 0 atau mungkin juga level 1.
Karena beberapa produsen mobil di Indonesia belum mempersiapkan teknologi ini bekerja di Indonesia.