Bensin Dioplos Kapur Barus Buat Naikin Oktan? Bisa Sih, Tetapi..

Beto Adhi Nugroho - Senin, 4 Desember 2017 | 09:15 WIB

(Beto Adhi Nugroho - )

GridOto.com - Kapur barus atau kamper pada umumnya digunakan untuk mengharumkan lemari pakaian agar terhindar dari rayap dan bau tak sedap.

Namun bagi bikers, kapur barus digunakan untuk menaikkan angka oktan jika dicampur dengan bensin.

Hal itu diyakini dapat membuat performa mesin menjadi lebih baik.

“Kapur barus memang dulu digunakan sebagai additive untuk menaikkan oktan bahan bakar jenis gasoline, yang beroktan rendah,” ucap Cecep Rusdi, yang menjabat IH Assessor Environmental Division di salah satu perusahaan bidang sertifikasi, inspeksi, konsultasi dan laboratorium di Jakarta.

"Untuk sekarang, teknologi motor sudah berkembang pesat, maka dari itu penggunaan kapur barus untuk menaikkan oktan harus ditinggalkan", lanjutnya.

Kapur barus memiliki kandungan naphthalene yang memiliki oktan 90.

(BACA JUGA: Kenali Gejala yang Timbul Saat Komstir Motor Rusak)

Dengan kata lain, kapur barus yang merupakan senyawa polysiklik aromatik hydrocarbon dengan 2 cincin benzene ini hanya efektif pada bensin beroktan di bawah 90 seperti Premium.

Untuk itu, jika bensin memiliki oktan lebih dari 90, kapur barus tidak akan memberikan manfaat yang besar.

Jika motor dianjurkan menggunakan bensin beroktan di atas 90, hal tersebut harus dipenuhi.

Jika dipaksakan dengan oktan yang lebih rendah lalu dicampur kapur barus, hal itu tidak akan berpengaruh.

Penyebabnya adalah kandungan naphthalene tidak terbakar sempurna.

Meski kandungan naphthalene bisa terbakar dalam ruang bakar, kadar HC sering muncul saat pengujian emisi.

Di luar negeri pun penggunaan naphthalene sudah dilarang.

Hal itu karena naphthalene memiliki dampak buruk bagi kesehatan manusia.

(BACA JUGA: Memang Hebat! Valentino Rossi Juara di Monza Rally Show)

“Dari dokumen Agency of Toxic Sibstaces and Disease Registry, kapur barus bisa menyebabkan gangguan kesehatan, terutama kanker," kata Cecep Rusdi yang berkantor di Jln. Raya Bogor KM 28, Jakarta Timur.

"Itu bila sering diserap oleh tubuh melalui mulut, kulit, pernapasan, dan dapat melalui plassenta," sambungnya.

"Bahaya juga buat kaum hawa yang lagi mengandung, bisa menyebabkan keracunan fatal pada janin dan bayi,” jelas Cecep.

Efek kesehatan pada tingkat akut (jangka pendek), dapat menyebabkan neurotoxic, seperti vertigo, gastrointestal distress dan hepatic.

Bila terkena mata, bisa menyebabkan katarak.

Ternyata bahaya nih sob, mending pakai yang bagus dan aman-aman aja yah.

Artikel ini sudah pernah tayang di Motorplus dengan judul Kapur Barus Dicampur Ke Bensin, Emangnya bisa?