GridOto.Com - Seorang driver gojek di kawasan Stasiun Tebet, Jakarta, curhat kepada GridOto.com, lantaran tuntutan perusahaan terhadap driver dinilai cukup membebani.
Menurut Muhammad Fajar (60) sejak hampir seminggu lalu, ada perubahan aturan dalam urusan tarif pelanggan dan target driver.
"Iya customer berubah, tapi driver lebih berubah." ujarnya sambil mengendarai motor bebeknya (30/11).
"Sebelumnya, buat mendapatkan bonus saya cuma perlu kejar 20 poin (satu poin per satu trip). Kalau sekarang saya harus kejar 30 poin," Tambahnya
Selain poin, driver gojek juga harus meningkatkan performa dari 40 menjadi 55.
Menurutnya, kenaikan target ini cukup membebani bagi driver paruh baya seperti dia. Padahal harga tarif untuk perjalanan di bawah 5 kilometer, ia hanya mendapat sekitar Rp 10,800 dari harga awal Rp 10 ribu.
Hal serupa juga diungkapkan driver bernama Bakti, yang biasa mangkal di sekitaran Kuningan, Jakarta Selatan.
"Target poinnya itu lho membebani. Meskipun saya sejauh ini setiap harinya selalu mencapai 30 poin, tapi kasihan yang lain di wilayah non ramai. Dulu mencapai 20 poin saja susah," Ujar Bakti saat ditemui GridOto.com, Kamis (30/11).
Biarpun begitu, pihak Gojek menjelaskan di laman resminya, perhitungan poin saat ini memiliki penilaian baru.
Kalau sebelumnya, driver hanya mendapatkan satu poin per trip, sekarang driver bisa mendapatkan 2 hingga 3 poin pertrip.
Ini bisa terjadi jika driver mengambil orderan di daerah ramai dan di jam sibuk, yang mana di lokasi dan waktu spesial itu, driver bisa mendapat tambahan masing-masing satu poin.
Sementara itu, salah seorang customer Gojek cukup merasakan kenaikan tarif yang sudah berjalan seminggu ini.
"Sebelumnya tarif di luar jam sibuk, buat ke kantor yang cuma berjarak 2 kilo itu saya hanya bayar Rp 6 ribu, Rp 5 ribu dengan Go-pay saja. Tapi sekarang jadi 7 ribu. Kenaikan seribu ini mungkin kecil, tapi cukup terasa bagi pengguna rutin. Tapi ya wajar kok naik," ujar Iqbal (24) di kawasan Kuningan.