Begini Rasanya Turing Gak Biasa Naik Honda CRF150L, Dua Hal Ini Bikin Beda!

Dimas Pradopo - Rabu, 15 November 2017 | 17:39 WIB

(Dimas Pradopo - )

GridOto.com - Honda CRF150L yang baru dirilis minggu lalu (9/11) langsung diajak turing, tapi karena turingnya pakai trail, treknya gak biasa.

"Biar beda, harus coba dua trek sekaligus, on dan off road," kata Thomas Wijaya, Marketing Director PT Astra Honda Motor (AHM).

Ya, treknya lewat aspal dan beton khas jalan raya juga masuk ke jalur off road, makanya ban dipasang tipe standar, begitu juga dengan kelengkapan berkendaranya.

Spion sampai lampu sein dan plat nomor lengkap terpasang.

Turing dimulai dari Armor Cafe menuju Bukit Moko sejauh 7 km dengan suguhan jalanan pedesaan yang berujung pada trek tanah sebagai pembuka keseruan berkendara off road dengan Honda CRF150L.

Selepas dari Bukit Moko, jalanan tanah padat yang licin setelah diguyur air hujan mulai menantang.

Licin memang, apalagi ban masih standar, jadi harus lebih hati-hati dan memperhatikan balance, terutama di roda belakang.

Oiya, ban standar sebelumnya sudah diseting 15 psi saja agak lebih mengigit.

 "Di trek tanah memang agak licin, tapi di aspal masih bagus gripnya," ungkap Marketing Director PT Astra Honda Motor Shigeto Kimura di sela-sela perjalanan.

Pria asli Jepang ini mengaku enjoy pertama kali riding off road di Indonesia dan berada di grup 1 bersama GridOto.com.

Masuk kubangan lumpur, tenaga dan torsi mesin 150 cc SOHC 2 klepnya masih cukup mumpuni, santai saja buka gas pelan-pelan sampai dapat grip baru gas agak dalam agar bisa lolos dari rintangan.

Karena lumpur cukup dalam dan ada beberapa yang terjebak, harus saling bantu melepaskan diri dari jebakan alam ini.

Agung / AHM
Turing Honda CRF15OL

Untungnya bobot motor sangat ringan, enggak menguras tenaga untuk mendirikannya kembali.

Di trek berbatu, suspensinya terbilang nyaman, lembut namun tetap mudah dikendalikan.

Sokbreker upside down di roda depannya juga istimewa, karena jarak mainnya panjang dan diameternya besar, 38 mm jadi enggak jedag-jedug.

Masuk ke trek aspal juga masih stabil, naik di tikungan-tikungan sempit mudah mengubah arah.

Grip bannya enggak terlalu mengigit ya wajar saja karena peruntukannya untuk dual purpose.

Asyik ketika harus menanjak terjal di aspal, mesin yang sudah injeksi ini mumpuni, nafasnya enggak putus nih.

Dan karena final gear lebih ringan, tentu saja gampang menghela motor ngacir sampai puncak bukit.

Menariknya proses pindah gigi motor yang dijual Rp 31,8 juta ini cukup lembut dan mudah dilakukan hanya dengan sekali colek.

Asyik sih, mudah dibejek oleh pemula di trek off road sekalipun.

Mantap!

Panjang X Lebar X Tinggi : 2.119 X 793 X 1.153 mm
Jarak Sumbu Roda : 1.375 mm
Jarak Terendah ke Tanah : 285 mm
Jarak Tempat Duduk : 869 mm
Berat Kosong : 122 kg
Kapasitas Tangki Bahan Bakar : 7.2 L
Tipe Mesin : 4-Langkah, SOHC, Satu Silinder
Tipe Pendinginan : Pendingin Udara
Sistem Suplai Bahan Bakar : PGM-FI (Programmed Fuel Injection)
Volume Langkah : 149.15 cm3
Diameter X Langkah : 57.3 x 57.8 mm
Perbandingan Kompresi : 9.5:1
Daya Maksimum : 9,51 kW(12,91 PS)/8.000 rpm
Torsi Maksimum : 12,43 Nm(1,27 kgf.m)/6.500 rpm
Tipe Transmisi : 5-Speed
Pola Pengoperan Gigi : 1 – N – 2 – 3 – 4 – 5
Tipe Starter : Pedal dan Elektrik
Tipe Kopling : Manual, Multiplate Wet Clutch
Tipe Minyak Pelumas : Basah
Kapasitas Minyak Pelumas : 1.0 Liter (Penggantian periodik)
Tipe Rangka : Semi Double Cradle
Jenis Velg : Aluminium
Ukuran Ban Depan : 2.75 – 21 45P (Ban Dalam)
Ukuran Ban Belakang : 4.1 – 18 59P (Ban Dalam)
Rem Depan  : Cakram Hidrolik (Wavy Disc, 240 mm)
Rem Belakang : Cakram Hidrolik (Wavy Disc, 220 mm)
Tipe Suspensi Depan : Inverted Telescopic Front Suspension (Diameter 37 mm & Stroke 225 mm)
Tipe Suspensi Belakang : Mono suspension with Pro-Link Suspension System (Axle Travel 207 mm)
Sistem Pengapian : Full Transisterized
Tipe Baterai/Aki : MF Wet 12 V 5 Ah
Tipe Busi : NGK MR9C-9N atau ND U27EPR-N9