GridOto.com - Operasi Zebra digencarkan di seluruh Indonesia. Tercatat sejak tanggal 1-3 November 2017 ada sebanyak 28.049 kendaraan yang terjaring razia untuk wilayah Jakarta.
Sebanyak 25.352 ditilang sisanya ditegur.
Nah, selama operasi tersebut, latar belakang profesi pegawa swasta yang paling banyak melanggar lalu lintas.
Dari data Sub Direktorat Pembinaan Hukum Direktorat Lalu Lintas (Subdit Gakkum) ada beberapa latar belakang pekerjaan.
Selama tiga hari operasi, karyawan swasta mendominasi yakni 15.800 orang.
(BACA JUGA: Polisi Malah Bantu Pelanggar Hindari Razia, Hasilnya Kocak Begini)
Lantas kenapa lebih banyak karyawan swasta kena tilang?
Menanggapi hal ini, Sony Susmana, Direktur Safety Defensive Consultant Indonesia mengatakan analisisnya.
"Kalau di tinjau dari segi ekonomi banyak pekerja yang terpaksa membutuhkan alat transportasi untuk mobilisasi, sehingga belum ada waktu untuk bikin SIM tapi sudah beli kendaraan," kata Sony kepada GridOto di Jakarta, Sabtu (4/11).
"Sehingga mindset mereka beli dulu (mampu) bikin SIM (belakangan) karena belum ada waktu atau pikir mereka bayar di tempat lebih mudah, toh jarang ada pemeriksaan," tambah Sony.
Namun secara logis sebenarnya dapat ditebak.
Yakni jumlah pekerja sektor swasta lebih banyak. Untuk beraktivitas mereka tergantung dengan transportasi pribadi. Sehingga wajar kalau persentase pelanggarannya juga lebih tinggi.
Berikut data pelanggar berdasarkan data Polda Metro Jaya.
Karyawan swasta = 15.800 orang
Pengemudi (Supir) = 3.698 orang
Pelajar/Mahasiswa = 3.632 orang
Lain-lain = 1.812 orang
Pegawai Negeri Sipil = 410 orang
TNI/Polri = 0
Total : 25.352